REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesty Ariotedjo adalah seorang model sekaligus dokter. Ia saat ini sedang menjalani pendidikan sebagai dokter spesialis anak (pediatric) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sehari-harinya, Mesty bertugas di Rumah Sakit Pusat Nasional (RSPN) Cipto Mangunkusumo. "90 persen waktu saya habis di situ, di rumah sakit jadi dokter anak. Kalau spesialis itu bukan berati kuliah di kelas, tapi kerja sebagai dokter tapi diawasi. Ada persetujuan untuk tindakan yang dilakukan tapi murni seperti dokter. Jadi kalau ke RSCM yang melayani memang dokter-dokter yang lagi sekolah spesialis," ujar Mesty dalam acara 'Dinner with Mesty Ariosutedjo', di Kuningan Suites, beberapa waktu lalu.
Ia kemudian mengungkapkan alasannya menjadi dokter anak. Mesty merasa memiliki kesan yang mendalam terhadap masa kecil.
Karena, ia merasa apa yang terjadi pada individu saat dewasa adalah refleksi masa kecil. Anak kecil juga mudah dibentuk, baik dalam kesehatan maupun kepribadian sehari-hari.
"Jadi, saya memiliki keinginan untuk membentuk generasi-generasi atau mengajak mereka untuk selalu menjadi individu yang sehat dan bisa berkembang. Dan yang saya pikir dengan menjadi dokter anak, saya tidak hanya mengobati anaknya tetapi bisa berdiskusi dengan orang tua," katanya.
Selanjutnya, Mesty tambah yakin melangkah sebagai dokter anak karena pengalamannya sewaktu bertugas menjadi dokter umum di Flores selama satu tahun. Kala itu, Mesty hanya satu-satunya dokter yang berjaga. Ia mengerjakan banyak hal mulai membantu ibu yang melahirkan hingga menjahit bagian tubuh orang yang terluka.
"Tapi entah kenapa kalau yang datang anak kecil, jam 3 pagi, walaupun kita lagi capek selalu semangat gitu. Mungkin mereka masa depannya panjang," ujarnya.
Selama bertugas sebagai dokter, penyakit yang paling banyak ditemui anak-anak adalah diare, pneumonia, dan infeksi. Namun juga, Mesty banyak menemukan pasien dengan infeksi kehamilan seperti, Toxoplasma, Herpes, dan Cytomegalovirus.
"Jadi anaknya Hidrosefalus atau malah kepala kecil banget, atau gangguan mata, pendengaran. Itu banyak sekali," ujar Mesty. Hal tersebut, menurut Mesty, dapat dicegah dengan melakukan TORCH screening sebelum kehamilan. TORCH adalah gabungan dari empat jenis penyakit infeksi, yakni Toxoplasma, Rubella, Cytomegaloviru, dan Herpes.
"Bayangkan dia melahirkan anak yang disabilitas seperti itu berapa banyak biaya, waktu, dan usaha yang dikorbankan oleh orang tua. Belum lagi kalau anaknya balik sakit, demam sampai tinggi banget, imunnya juga terganggu. Itu sih sekarang yang jadi concern saya," kata brand ambassador terbaru Wardah.