Senin 16 Oct 2017 18:13 WIB

Kementan Dorong Peningkatan Produksi Kelapa

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Memanjat pohon kelapa yang melimpah di Kabupaten Lumajang Selatan
Foto: Republika/Yasin Habibi
Memanjat pohon kelapa yang melimpah di Kabupaten Lumajang Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengaku ada peningkatan permintaan kelapa dari luar negeri. Sementara, permintaan kelapa di dalam negeri terus meningkat. Menurutnya, permintaan ekspor kelapa meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat dunia akan kesehatan.

"Air kelapa pun menjadi jauh lebih berharga dibanding air mineral," ujarnya, Senin (16/10).

Untuk itu, Kementan pun kini terus berupaya meningkatkan produktivitas kelapa. Bukan justru membatasi permintaan ekspor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kelapa perlu terus didorong pemerintah, bukan hanya fokus mengurus kelapa sawit meski sawit tetap menjadi primadona ekspor Indonesia. Kelapa, kata dia, dan pkomoditas perkebunan lain pernah berjaya di mata dunia, pihkanya pun ingin mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia tersebut. Untuk diketahui, sektor perkebunan bahkan menyumbang Rp 429 triliun terhadap PDB 2016.

"Lebih besar dari sektor migas," kata dia.

Sedangkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari hingga Agustus 2017 sumbangan devisa dari ekspor kelapa mencapai 899,47 juta dolar AS. Di Indonesia, Sumatera menjadi pulau yang paling banyak memproduksi kelapa.

Kendati demikian, ia mendorong wilayah lain yang berpotensi untuk secara maksimal memanfaatkan lahan yang ada. Tanaman kelapa, ia melanjutkan, dapat ditanam sebagai naungan kopi maupun naungan kakao.

Saat ini ada 1,7 hektare lahan kakao yang rata-rata belum dinaungi. Hal tersebut dinilai berbahaya pada saat musim kemarau. Padahal, jika kelapa dijadikan sebagai naungan dan mengisi setengah lahan, akan berdampak lebih baik pada produktivitas kedua komoditas.

"Berarti ada tambahan sekitar 500-an ribu hektare," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement