Senin 16 Oct 2017 18:51 WIB

Singapura, Potensi Investor Terbesar di Destinasi Prioritas

Rep: Friska Yolandha/ Red: Dwi Murdaningsih
Kawasan wisata Mandeh, salah satu destinasi indah di Pesisir Selatan, Sumatra Barat
Foto: Pinterest
Kawasan wisata Mandeh, salah satu destinasi indah di Pesisir Selatan, Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menawarkan proyek pariwisata di destinasi prioritas senilai 2,9 miliar dolar AS. Tiga destinasi di antaranya telah memiliki proyek-proyek yang siap ditawarkan (ready to offer).

Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah Thaib mengatakan, salah satu potensi investor terbesar berasal dari Singapura. "Mungkin tidak murni negara Singapura, tapi banyak investor yang menganggap Singapura menjadi hub investasi untuk wilayah Asia," ujarnya, Senin (16/10).
 
Tiga destinasi prioritas yang siap ditawarkan pada investor adalah Danau Toba, Borobudur, dan Tanjung Kelayang. Proyek yang ditawarkan bermacam-macam, di antaranya proyek pembangunan hotel, jalur kereta, objek wisata, dan pembangunan infrastruktur jalan. 
 
Hiramsyah mengatakan, ready to offer berarti investor tinggal masuk untuk berinvestasi dan tidak perlu memikirkan pembebasan lahan yang selama ini membebani investor. "Masih ada perizinan, tapi sedikit lagi," ujar Hiramsyah.
 
Pemerintah daerah diharapkan mempermudah perizinan bagi investor yang ingin berinvestasi. Salah satunya dengan relaksasi peraturan daerah (perda). Pemerintah diminta untuk tidak mempersulit izin bagi investor yang ingin ikut mengembangkan pariwisata daerah tersebut.
 
"Ada pemda tertentu yang mempersulit investasi, izin hotel berbeda, bangun kolam renang berbeda, izin restoran, lift, itu kan lima sampai enam izin bisa dijadikan satu," ujar Kepala BKPM Thomas Lembong.
 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement