REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mapan, perusahaan yang fokus pada layanan teknologi keuangan (financial technology/fintech) berbasis komunitas, berupaya meningkatkan edukasi keuangan di masyarakat dengan mengubah kebiasaan pengaturan keuangan. Caranya, dengan membentuk komunitas arisan.
CEO Mapan, Aldi Haryopratomo, mengatakan, tantangan edukasi keuangan bukan sekadar memberi pengetahuan. Melainkan juga bagaimana mengubah kebiasaan pengaturan keuangan keluarga Indonesia.
"Oleh karena itu, edukasi keuangan haruslah relevan terhadap kebutuhan masyarakatnya. Arisan, yang selama ini dipandang sebelah mata, sebenarnya adalah sebuah support group yang kuat dan mampu mendorong perubahan bagi anggotanya, termasuk perubahan ke arah kemapanan," kata Aldi dalam konferensi pers di Citywalk Sudirman, Jakarta, Senin (16/10).
Aldi menjelaskan, anggota yang tergabung dalam Arisan Mapan dapat mengakses berbagai barang kebutuhan berkualitas yang selama ini sulit dijangkau karena harganya terlalu tinggi. Selama ini, masih banyak masyarakat yang membeli barang melalui jasa rentenir, dengan harga angsuran tinggi dan kualitas barang rendah. "Arisan Mapan menjawab permasalahan ini dengan menyediakan barang kebutuhan berkualitas tinggi dan dapat dibeli dengan sistem pengaturan keuangan menyisihkan uang seperti arisan, tapi tanpa bunga," terang Aldi.
Seperti metode arisan, setiap anggota Arisan Mapan menyisihkan uang setiap periode tertentu. Kemudian, akan dilakukan pengocokan nama anggota untuk bisa menentukan pemenang arisan melalui aplikasi. Jika menang, anggota akan mendapatkan kebutuhan sesuai rencana. Para anggota juga memiliki peranan sosial untuk mendorong kedisiplinan perencanaan keuangan. "Mereka akan saling mengingatkan bila ada yang tampak bermasalah dengan perencanaan keuangan," imbuh Aldi.