Selasa 17 Oct 2017 02:11 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus pada September 2017

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warga beraktivitas dengan latar belakang aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/10). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mencapai surplus sebesar 1,72 miliar dollar AS, sementara secara kumulatif sepanjang Januari-Agustus 2017 mencetak surplus 9,11 miliar dollar AS.
Foto: ANTARA
Sejumlah warga beraktivitas dengan latar belakang aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/10). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mencapai surplus sebesar 1,72 miliar dollar AS, sementara secara kumulatif sepanjang Januari-Agustus 2017 mencetak surplus 9,11 miliar dollar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada September 2017. Surplus neraca perdagangan September 2017 tercatat sebesar 1,76 miliar dolar Amerika Serikat, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus Agustus 2017 sebesar 1,72 miliar dolar AS.

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Andiwiana, mengatakan, peningkatan surplus tersebut didukung oleh menurunnya defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) yang lebih besar dibandingkan penurunan surplus neraca perdagangan non-migas. "Secara kumulatif Januari-September 2017, surplus neraca perdagangan tercatat 10,87 miliar dolar AS, lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,41 miliar dolar AS," jelasnya melalui siaran pers, Senin (16/10).

Andi menyebutkan, neraca perdagangan non-migas mencatat surplus 2,26 miliar dolar AS. Surplus tersebut ditopang oleh ekspor non-migas yang mencapai 13,10 miliar dolar AS, sedangkan impor non-migas sebesar 10,84 miliar dolar AS. Namun, ekspor non-migas tersebut lebih rendah 0,85 miliar dolar AS (month to month/mtm) dibanding bulan sebelumnya dan melebihi penurunan impor non-migas sebesar 0,65 miliar dolar AS (mtm).

"Dengan demikian, surplus neraca perdagangan nonmigas pada September 2017 tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 2,45 miliar dolar AS," imbuhnya.

Penurunan ekspor non-migas terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor lemak dan minyak hewani/nabati, mesin dan peralatan listrik, serta perhiasan/permata. Sementara itu, penurunan impor non-migas terutama disebabkan oleh penurunan impor mesin dan pesawat mekanik, kendaraan dan bagiannya, serta bahan kimia organik.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan non-migas sepanjang periode Januari-September 2017 mencapai 16,75 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibanding surplus pada periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 10,49 miliar dolar AS.

Sementara itu, neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar 0,50 miliar dolar AS pada September 2017. Defisit tersebut lebih rendah dari 0,73 miliar dolar AS pada Agustus 2017. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas sebesar 0,16 miliar dolar AS (mtm) yang disertai penurunan impor migas sebesar 0,08 miliar dolar AS (mtm). Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan migas sepanjang periode Januari-September 2017 tercatat 5,87 miliar dolar AS, lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 4,07 miliar dolar AS.

Dia menambahkan, Bank Indonesia memandang kinerja neraca perdagangan September 2017 tetap positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan terus membaik seiring dengan perkiraan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. "Perkembangan tersebut pada gilirannya akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement