REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada tahap kehidupan tertentu, kita sering menemukan diri kita berada di persimpangan jalan, dihadapkan untuk membuat keputusan penting yang akan berdampak besar pada masa depan kita.
Keputusan yang harus ditentukan biasanya dalam memilih karier, menikah dengan seseorang, membeli mobil atau rumah, pindah ke luar kota atau pindah ke luar negeri dan sejenisnya.
Meskipun mempertimbangkan semua hal positif dan negatif serta berkonsultasi dengan keluarga, teman atau orang ahli lainnya, tugas untuk mencapai keputusan yang baik membuat kita ragu dan gugup.
Puji dan syukur kepada Pencipta kita yang tidak membuat kita cemas dan khawatir pada masa-masa krusial ini. Dia telah mengajarkan kita, sebuah ibadah khusus sebagai panduan dalam membuat keputusan yang dilantunkan pada shalat Istikharah.
Saat melakukan shalat ini, seseorang meminta Allah untuk membimbingnya pada pilihan yang tepat mengenai suatu hal penting.
Shalat Istikharah digambarkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ibn Abdullah Al-Salami, yang mengatakan, Rasulullah SAW membiasakan kepada para sahabatnya untuk shalat Istikharah dalam segala hal, seperti yang dikatakan dalam beberapa surat Alquran.
Rasulallah SAW berkata, Jika ada orang yang harus mengambil keputusan, maka biarlah dia shalat sunah dua rakaat, lalu berdoa, Ya Allah, saya meminta keputusan-Mu, atas apa yang Kau ketahui dan Kau sabdakan atas kuasa-Mu, dan saya memohon kebaikan-Mu. Karena Kau sanggup dan aku tidak, Kau tahu dan aku tidak, dan Kau Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa masalah (sebutkan keputusan yang harus diambil) adalah baik untukku dalam agamaku, penghidupanku dan hasil akhirku, maka putuskan untukku, buatlah mudah bagiku dan kemudian berkatilah aku. Dan jika Kau tahu bahwa hal ini buruk bagiku dalam agamaku, penghidupanku dan hasil akhirku, kemudian mengalihkannya dari saya dan mengalihkan saya darinya, dan memberikan keputusan untuk saya apa yang baik di manapun itu berada. Dan buatlah saya puas dalam mengambil keputusan itu. (Al-Bukhaari, Al-Tirmidzi, Al-Nisa'i, Abu Dawud, Ibn Maajah dan Ahmad).
Hasil dari Istikharah, biasanya didapat dari kecenderungan untuk melakukan sesuatu dan terus merasa positif terhadap satu pilihan itu. Selain itu, jika salah satu keputusan yang akan diambil seseorang, itu baik untuknya (tentunya dari dua pilihan), maka jalan ke sana akan terbuka dan jika tidak, maka jalan akan terhambat dan Allah akan mengarahkannya ke tempat lain.