REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selain susunan batu bata dan menara, unsur lain yang tidak kalah megah pada bangunan ini ialah eksotisme kubah. Masjid yang jika dilihat dari luar kejauhan berbentuk tiga tumpukan ini memiliki empat kubah.
Kubah utama pada masjid ini hampir menutupi seluruh badan masjid. Sementara, tiga kubah lainnya yang berukuran lebih kecil berjajar di tumpukan pertama yang membentuk sebagai simbol struktur organisasi kekuasaan pada sistem monarki.
Bentuk kubah seperti demikian merupakan gaya arsitektur masjid Timur Tengah. Sehingga, bagi siapa saja yang melihatnya mudah menyebut bahwa bangunan itu merupakan sebuah tempat umat Islam memanjatkan doa ketika shalat. Maklum, di wilayah ini tempat sakral umat Islam masih perlu sedikit tertutup jika ingin tetap bertahan.
Kemegahan sempurna telihat pada bagian dalam masjid. Semua unsur yang ada di bagian dalam masjid ini memiliki kesan mewah dengan balutan ukiran-ukiran yang rumit.
Misalnya, salah satu unsur mewah pada Masjid Banya Basi ini adanya susunan pecahan keramik atau mozaik yang membentuk kaligrafi secara sempurna. Seni mozaik dengan warna corak putih biru ini hampir menutupi setiap dinding masjid yang menggunakan lengkungan setengah lingkaran.
Desain lengkung setengah lingkaran menghiasi bagian luar pintu masuk menuju ke ruangan shalat. Selain seni, desain lengkungan yang mendominasi bagian dinding-dinding masjid digunakan sebagai ventilasi untuk keluar masuk udara.
Masjid Banya Bashi merupakan salah satu karya arsitek resmi Kerajaan Turki Utsmani, Kodja Mimar Sinan. Sinan memang dikenal hingga saat ini berkat karya-karya arsitekturnya yang hebat.
Ia hidup dalam masa empat era kepemimpinan sultan, yakni Salim I, Sulaiman I, Salim II, dan Murad III. Selama masa hidupnya, tak kurang dari 476 karya arsitektur tercetus dari kejeniusan Sinan.