REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekitar tiga persen pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Sukabumi telah dilatih pemasaran daring atau online. Kondisi ini menunjukkan masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan pelatihan untuk pemasaran daring.
Data Dinas, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Sukabumi menyebutkan, jumlah UMKM di Kota Sukabumi mencapai sebanak 18 ribu unit. Ribuan UMKM ini bergerak di berbagai bidang mulai dari kuliner, kerajinan, dan ekonomi kreatif.
"Dari 18 ribu UMKM, yang telah dilatih sekitar 405 pelaku UKM atau sekitar tiga persen," ujar Kepala Bidang UKM dan Koperasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Sukabumi Ai Rochatika kepada wartawan Selasa (17/10).
Hal ini disampaikan di sela-sela acara pelatihan digital marketing bagi pelaku UMKM di Hotel Pangrango, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.
Selama ini ungkap Ai, pelatihan pemasaran online bagi pelaku UMKM difasilitasi baik dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan kalangan lainnya. Misalnya kata dia pelatihan yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika terhadap 100 pelaku UMKM.
Selain itu lanjut Ai, pelatihan pemasaran online yang diberikan Dinas Perpustakaan dan Kersipan Sukabumi kepada 127 orang pelaku UMKM. Total yang sudah difasilitasi pelatihan lanjut dia baru sekitar tiga persen dari total UMKM yang ada di Sukabumi.
Menurut Ai, sebagian besar UMKM lainnya memang belum mendapatkan pelatihan. Namun kata dia ada sebagian pelaku UMKM yang belajar mandiri untuk menguasai pemasaran online.
Ai mengungkapkan, penguasaan pemasaran di media online ini merupakan upaya pemerintah mendorong UMKM naik kelas. Harapannya kata dia pemasaran produk UMKM makin berkembang dan dapat menggerakan tingkat perekonomian warga.
Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, fenomena globalisasi dan perkembangan teknologi adalah tantangan yang harus direbut pelaku UMKM. Pasalnya lanjut dia tidak ada yg bisa bertahan kecuali pelaku UMKM memiliki kemampuan bertahan salah satunya penguasaan teknologi informasi.
"Selama ini UMKM dikenal sebagai katup pengaman ekonomi pada saat krisis ekonomi," kata Fahmi. Di masa krisis terang dia UMKM ternyata mampu bertahan dari badai yang menghadang.
Fahmi menerangkan, pelaku UMKM di tengah masa ekonomi naik juga berperan sebagai dinamisator. Intinya lanjut dia UMKM baik di masa krisis dan maju dapat bertahan serta terus berkembang.
Menurutnya, pada masa sekarang ini pertumbuhan teknologi informasi harus dikuasai. Di mana kata dia pelaku UMKM harus tertantang untuk memasarkan produk melalui media daring atau online.
"Pemasaran produk online ini adalah bagian dari program UKM naik kelas," ujar Fahmi. Selain itu kata dia cara UKM naik kelas lainnya yakni dengan memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan permodalan.