Selasa 17 Oct 2017 18:18 WIB

Jurnalis Investigasi Panama Papers Tewas Dibom

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Dokumen Panama Papers.
Foto: confidencial
Dokumen Panama Papers.

REPUBLIKA.CO.ID, MALTA -- Daphne Caruana Galizia (53 tahun), jurnalis investigasi asal negara Malta, yang mengekspos nama-nama pengemplang pajak melalui kebocoran data Panama Papers, tewas saat sebuah bom meledak di mobilnya.

Peristiwa tersebut terjadi saat Galizia pergi dari rumahnya di Mosta, sebuah kota besar di pulau utama Malta. Kemudian bom meledak, melempar kendaraan itu membentur tembok dan masuk ke sebuah ladang.

"Kematian Caruana Galizia diakibatkan oleh serangan barbar yang juga merupakan serangan terhadap kebebasan berekspresi," kata Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat dilansir dari The Denver Post, Selasa (17/10).

Dia mengatakan bahwa Galizia adalah salah satu kritikus terberatnya pada ranah politik dan pribadi. Ia juga mencela terjadinya pembunuhan tersebut.

Salah satu topik yang Galizia teliti adalah konten Malta di Panama Papers yang bocor pada 2016. Dia menulis bahwa istri PM Muscat, menteri energi negara tersebut, dan kepala staf pemerintah memiliki kepemilikan lepas pantai di Panama untuk menerima uang dari Azerbaijan. Muscat dan istrinya, Michelle, menyangkal bahwa mereka memiliki perusahaan di Panama.

Petugas kepolisian mengatakan, Caruana Galizia mengajukan sebuah laporan polisi dua minggu yang lalu karena menerima ancaman. Wartawan yang terbunuh itu telah menulis kolom dua kali seminggu untuk The Malta Independent sejak 1996 dan menulis sebuah blog, "Running Commentary."

Setengah jam sebelum dia terbunuh, dia mengunggah tulisan pada situsnya mengenai sebuah item tentang klaim fitnah yang diajukan oleh kepala perdana menteri kepada mantan oposisi mengenai komentar yang dibuatnya tentang korupsi.

Caruana Galizia hidup bersama suami dan tiga anaknya. Salah seorang anak laki-lakinya, Matthew, berada di tim Konsorsium Investigasi Internasional yang memenangkan Hadiah Pulitzer untuk karyanya mengenai skandal Panama Papers.

Kebocoran data tersebut memaparkan identitas orang kaya dan berkuasa di seluruh dunia yang diduga memiliki kepemilikan lepas pantai di Panama. Keluarga Caruana Galizia telah meminta Pengadilan Malta untuk mengganti hakim yang ditugaskan untuk melakukan penyelidikan atas kematian wartawan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement