REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melakukan analisis dan identifikasi pada sejumlah pelaku kejahatan yang ditangkap. Namun, para pelaku tersebut ternyata tidak cukup pandai bergaul dalam kehidupan nyata, berbanding terbalik dengan perilaku mereka di dunia maya.
"Mereka secara psikologis harus didalami, tak segarang perbuatannya di internet. karena mereka penakut, tidak pintar bergaul bahkan yang secara fisik ada kekurangan," ujar Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Fadil Imran di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (17/10).
Kebanyakan pelaku, menurut Fadil memiliki kesulitan dalam mendapatkan ruang interaksi di dunia nyata. Namun, ketika bertingkah di dunia maya, para pelaku bertingkah lebih aktif daripada mereka di dunia nyata. "Mereka garang di Internet," ujar dia.
Fadil menambahkan, media sosial Internet memiliki pengaruh besar di Indonesia. Namun seiring dengan perkembangan, media sosial banyak digunakan untuk hal negatif. Sejumlah kasus kerap berawal dari provokasi di media sosial.
"Belakangan ada orang atau kelompok yang mengeksploitasi hatespeech ini untuk menyudutkan negara, mendiskritditkan pemerintah. Ini yang erlu kita waspadai," ujar dia.