REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memulai hari pertama bekerja di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Ia meminta para pegawai Pemprov DKI agar mengutamakan pelayanan terhadap warga Jakarta yang paling lemah dan termarjinalkan.
Anies menyatakan keinginannya agar Pemprov DKI hadir bagi semua lapisan masyarakat, terutama penyandang difabilitas, lansia, dan masyarakat yang termarjinalkan. "Siapa yang dipastikan terlayani? Yang terlemah, termarjinalkan. Kalau mereka terlayani, yang lain terlayani," ujar Anies di hadapan para pejabat dan pegawai Pemprov DKI, kemarin.
Pesan tersebut adalah pesan pamungkas dari sejumlah poin yang ia tekankan pada jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Pesan yang pertama ia sampaikan adalah ia dan Sandi datang membawa mandat rakyat, sedangkan para pejabat telah dibekali pengetahuan dan pengalaman.
“Tugas kita sama melaksanakan seluruh tugas konstitusi. Mari kita pastikan bapak atau ibu belajar atas mandat yang kami bawa," ujar Anies di Ruang Pola.
Kemudian, Anies mengajak seluruh jajaran untuk saling belajar, baik dalam hal substansial maupun teknis. Ia menginstruksikan kepada semua SKPD untuk melepaskan pilihan pribadi selama pilkada. "Saya tahu semua punya hak pilih. Hak pilihnya dirahasiakan. Di ruangan ini semua sama, harus mempelajari janji kami, apa pun ideologi yang dimiliki," kata dia.
Selanjutnya, Anies mengajak para pegawai dan pejabat menjaga integritas dalam bekerja. Ia meminta para pejabat mengikuti arahan KPK mengenai larangan pemberian gratifikasi, termasuk melalui keluarga mereka. Ia juga mengajak semua elemen pemprov untuk menjaga hubungan profesional, tetapi tetap dapat bertukar pikiran satu sama lain.
Anies dan Sandi tiba pukul 07.30 WIB di Balai Kota DKI Jakarta. Sebelum memasuki Balai Kota DKI Jakarta, mereka menyapa petugas keamanan, petugas kebersihan, juga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menjalani apel pagi.
Saat memasuki Gedung Blok G Anies menyapa petugas resepsionis.
"Sudah berapa lama kerja di sini?" tanya Anies.
"Sejak 1999, Pak," jawab seorang resepsionis.
"Saya tamu bukan?" tanya Anies.
"Bukan. Karyawan, Pak," jawab sang resepsionis lagi.
Mendengar itu, Anies pun menepuk lengan Sandi sembari berkata, "Kita bukan tamu, Bro. Kita karyawan," kata dia sambil tesenyum.
Sandi menyambut candaan itu dengan tawa. Tak lama setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan ke Ruang Pola Gedung G Kompleks Balai Kota DKI Jakarta dan mengikuti rapat pengenalan SKPD.
Dalam rapat tersebut, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengenalkan para pejabat SKPD mulai dari deputi gubernur, asisten sekretaris daerah, kepala biro, kepala dinas, dan unit-unit di bawahnya. Sekda juga menjelaskan program-program dari setiap dinas.
Sedangkan Sandiaga Uno mengajak jajaran SKPD di lingkungan Pemprov DKI untuk memperbaiki pelaporan keuangan. Ia menargetkan laporan keuangan pada masa pemerintahannya harus mencapai status wajar tanpa pengecualian (WTP).
Sebagai mantan akuntan, Sandi mengaku tak bisa tenang apabila laporan keuangan belum mencapai WTP. Ia menginginkan laporan keuangan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta tak hanya fokus pada serapan anggaran, tapi juga dipersiapkan secara matang.
Dalam arahan yang diberikan, Sandi juga mengajak SKPD yang hadir untuk menerapkan kebijakan berbasis data. \"Bukan hanya menerima pengaduan warga, tapi harus memberikan input kepada gubernur, wakil gubernur, dan seluruh jajaran. Kalau ada kebijakan harus ada data. Semua data harus dapat kita tunjukkan hasilnya,\" kata dia.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI seusai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (17/10) sore. Pelantikan itu menjadi penanda berakhirnya nuansa kontestasi Pilkada DKI sekaligus awal bagi Anies-Sandi untuk merealisasikan janji-janji mereka.
Pasangan gubernur/wakil gubernur DKI Jakarta pun mengakhiri tugas baru hari ini dengan mengunjungi proyek lintas bawah Mampang-Kuningan. Setelah itu, mereka bertolak ke kediaman masing-masing. Mereka pergi berboncengan dengan sepeda motor. (Editor: Fitriyan Zamzami).