REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Bentrokan baru terjadi di pusat Ibu Kota Libya, Tripoli pada Selasa (17/10) hingga mengakibatkan ditutupnya Bandar Udara Internasional di dekatnya untuk ketiga kali dalam waktu kurang dari dua hari.
"Bentrokan meletus lagi di permukiman di daerah Ghararat setelah pasukan keamana mengambil alih kekuasaan. Patroli Pasukan Penangkal Khusus menghadapi serangan gencar," kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.
"Bentrokan masih berlanjut. Penerbangan di Bandar Udara Internasional Tripoli telah dihentikan karena bentrokan terlalu dekat dengan bandar udara, dan amunisi bisa mengenai pesawat yang terbang di atas wilayah itu," tambah sumber tersebut.
Penutupan itu adalah yang ketiga dalam waktu kurang dari dua hari. Bandar udara tersebut ditutup pada Selasa pagi selama beberapa jam, sebelum penerbangan dilanjutkan.
Pasukan Penangkal Khusus Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengumumkan Pasukan tersebut mengambil alih kendali atas daerah itu dan menganggapnya sebagai zona militer.
"Banyak penjahat telah ditangkap di Ghararat. Daerah tersebut sekarang sepenuhnya diamankan," kata pasukan itu sebelumnya.
Bentrokan Selasa menewaskan tiga orang dan melukai empat orang lagi, termasuk seorang perwira Pasukan Penangkal, kata beberapa sumber keamanan dan medis. Pasukan tersebut memperingatkan warga tidak berkeliaran di tempat bentrokan demi keselamatan mereka.
Libya menderita kevakuman keamanan dan kerusuhan sejak aksi perlawanan yang menggulingkan pemerintah Muammar Gaddafi pada 2011. Negeri itu dirongrong oleh kerusuhan dan perpecahan politik.