Rabu 18 Oct 2017 12:31 WIB

200 Ribu Warga Desak Tokoh Kemerdekaan Katalunya Dibebaskan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Aksi kelompok pro-kemerdekaan Katalunya di Barcelona, Spanyol, 29 September 2017.
Foto: EPA-EFE/Alberto Estevez
Aksi kelompok pro-kemerdekaan Katalunya di Barcelona, Spanyol, 29 September 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Lebih dari 200 ribu warga Katalunya, pada Selasa (17/10), turun ke jalan-jalan di Barcelona menuntut Pemerintah Spanyol membebaskan dua tokoh pergerakan prokemederdekaan Katalan, yakni Jordi Cuixart dan Jordi Sanchez.

Cuixart adalah pemimpin Omnium Kulturan, sedangkan Sanchez merupakan pemimpin Majelis Katalan Nasional (ANC). Keduanya ditangkap otoritas Spanyol pada Senin (16/10) atas tuduhan hasutan melawan negara.

"Aksi 200 ribu orang ini berlangsung Selasa malam dengan bantuan Komite untuk Pertahanan Referendum (CDR), kelompok-kelompok yang dibuat pada awal Oktober untuk membela hak warga Katalunya untuk memilih (dalam referendum)," ungkap Anna Martinez, salah satu anggota CDR, seperti dikutip laman Aljazirah, Rabu (18/10).

Dalam aksinya, ribuan warga Katalunya meneriakkan pembebasan Cuixart dan Sanchez. Mereka meneriakkan 'Kebebasan untuk Sanchez dan Cuixart'. Sambil memekikkan pembebasan kedua tokoh prokemerdekaan, massa bergerak ke kantor delegasi Spanyol di Barcelona.

Octavi Martin, salah satu warga Katalunya yang berpartisipasi dalam aksi tersebut mengatakan penangkapan dua tokoh prokemerdekaan Katalunya menandakan sebuah titik balik. "Kami bosan bernegosiasi dengan Spanyol. Kemerdekaan tidak bisa diubah lagi. Kami siap melawan Madrid, tanpa kekerasan, lebih lama dari Madrid yang bisa menekan kita," katanya.

Pengadilan Spanyol, pada Senin (16/10), memerintahkan agar Sanchez dan Cuixart ditahan tanpa jaminan sambil menunggu penyelidikan kasus dugaan penghasutan melawan negara yang dilakukan keduanya. Jaksa mengatakan Sanchez dan Cuixart memainkan peran sentral dalam mempelopori aksi demonstrasi prokemerdekaan Katalunya yang digelar bulan lalu.

Pemimpin Katalunya Carles Puigdemont menyayangkan penahanan dua pemimpin gerakan Katalan tersebut. Namun Menteri Kehakiman Spanyol Rafael Catala menegaskan pemenjaraan dua pemimpin Katalan tersebut mewakili fungsi normal dari keadilan Spanyol. "Kita dapat berbicara tentang kebijakan penjara, tapi bukan tahanan politik," ujarnya.

Penahanan Cuixart dan Sanchez mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh partai politik sayap kanan Populer Party (PP). Pemimpin PP Katalunya Xavier Garcia Albiol memuji keputusan Spanyol memenjarakan Cuixart dan Sanchez. "Aturan hukum akhirnya menempatkan semua orang di tempat mereka," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement