REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejak Mei 2017, PT Pos Indonesia telah mengirimkan 140 ribuan buku ke berbagai taman bacaan dan perpustakaan di Indonesia. Buku tersebut,berasal dari pemberian masyarakat, termasuk perusahaan dan instansi lainnya.
"Bukunya, ada yang masih baru dan bekas tapi masih layak baca. Ini, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia,"Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahju Setijono, kepada wartawan, Rabu (18/10).
Gilarsi mengatakan, setidaknya 140 ribuan buku sudah disebar PT Pos Indonesia ke 425 taman bacaan dan perpustakaan di berbagai pelosok di Indonesia. Masyarakat dapat terus menyalurkan buku-buku bekas layak baca di rumahnya untuk dikirimkan lewat Kantor Pos terdekat.
"Buku-buku ini terlebih dulu disortir oleh komunitas penggiat literasi, sehingga mana yang cocok untuk daerah yang satu atau lainnya," katanya.
Setelah disortir, kata Gilarsi, kemudian baru dikirimkan oleh PT Pos. Setiap tanggal 17, semua bisa gratis mengirim buku. "Buku-bukunya sudah sampai ke banyak pelosok, bahkan sampai Papua," katanya.
Gilarsi mengatakan, antusiasme warga terhadap program ini sangat tinggi, baik pengirim maupun penerimanya. "Kemudian penerimanya pun memberikan feedback, buku apa saja yang mereka butuhkan. Dikoordinasi oleh penggiat literasi," katanya.
Gilarsi mencontohkan, sekelompok masyarakat di Lombok NTB, ada yang meminta buku resep masakan supaya dapat diaplikasikan untuk membuat industri kecil yang memproduksi makanan olahan. Beberapa lainnya, meminta buku panduan wirausaha dan buku anak.
Program ini pun, salah satunya diikuti oleh PT Cirebon Power, yakni perusahaan pembangkit listrik tenaga uap yang beroperasi di Cirebon. Pada 17 Oktober 2017 yang menjadi hari gratis mengirim buku di Kantor Pos, Cirebon Power mengirimkan 1.700 buku tentang inovasi.
Menurut Presiden Direktur PT Cirebon Power, Heru Dewanto, ia mengapresiasi PT Pos Indonesia yang bersedia menjadikan tanggal 17 pada setiap bulan menjadi hari untuk mengirim buku secara gratis untuk disumbangkan ke taman bacaan atau perpustakaan di mana saja di Indonesia. Tujuannya meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
"Karena selama ini diketahui minat baca masyarakat kita masih rendah," kata Heru.