REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketimpangan di Jakarta masih tinggi, program OK OCE yang ditawarkan pasangan Anies-Sandi sangat dinanti implementasinya. Anies-Sandi diwarisi kondisi kemiskinan warga Jakarta yang meningkat.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengatakan sumber ketimpangan sosial di DKI Jakarta salah satunya adalah lapangan kerja yang layak masih terbatas. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2017 tercatat ketimpangan sosial di DKI sebesar 0,41 persen dari Gini Ratio.
Data BPS menyebut Penduduk miskin di Jakarta masih sebesar 389,69 ribu orang atau sebesar 3,77 persen dari seluruh total masyarakat DKI Jakarta. Dibandingkan dengan September 2016 masyarakat miskin tercatat 385,84 ribu orang atau 3,75 persen. Angka ini menunjukkan jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,85 ribu atau meningkat 0,02 poin.
Eko menyatakan solusi untuk saat ini adalah dengan mengakselerasi program OK OCE yang populer sewaktu kampanye dijanjikan Gubernur baru. Menurut dia, program ini sudah dikenal warga DKI dan pasti sangat dinanti-nanti implementasinya secara lebih masif.
"Terutama bagi pelaku usaha UMKM dan anak-anak muda yang merintis dunia digital dan ekonomi kreatif," ujar Eko kepada Republika.co.id, Rabu (18/10).
Menurutnya, program jangka panjang Gubernur baru terpilih Anies - Sandi dalam menggalakkan ketimpangan sosial adalah menjaga keberlanjutan program-program kewirausahaan. Tujuannya agar warga DKI dapat bekerja secara layak.
Di samping itu, kata dia, meningkatkan upaya mendorong keterlibatan usaha-usaha atau pengusaha besar di DKI juga perlu dilakukan. "Kan bisa melalui dana-dana CSR untuk fokus pada upaya menurunkan tingkat ketimpangan di DKI, juga penting untuk dilakukan," ujarnya.