Rabu 18 Oct 2017 16:27 WIB

Peluang Koalisi Gerindra, PAN dan PKS di Pilgub Jatim 2018

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui adanya kemungkinan untuk membangun koalisi baru di Pilgub Jatim 2018, dan mengulang sukses Pilgub DKI Jakarta 2017. Ketiganya pun mengakui adanya komunikasi intensif yang dibangun terkait kemungkinan berkoalisi.

Pengamat Politik Universitas Airlangga Hari Fitrianto menilai, jika ketiga partai tersebut berkoalisi, maka akan sangat mengganggu baik bagi Gus Ipul, maupun Khofifah. "Posisi Gerindra, PAN dan PKS jika berkoalisi lagi di Pilgub Jawa Timur tentu akan sangat mengganggu bagi Gus Ipul maupun Khofifah," kata Hari kepada Republika.co.id, Rabu (18/10).

Hari berpendapat, Gerindra dan kawan koalisinya saat ini tengah menunggu bola muntah dari pencalonan Gus Ipul dan Khofifah. Terutama dari Khofifah, yang hingga saat ini belum ada rekomendasi partai, dan dengan siapa sang menteri akan berpasangan.

"Mereka masih akan tetap menunggu siapa yang akan dipilih jadi Cawagub khofifah," ujar Hari.

Hari melanjutkan, jika nantinya Khofifah mengambil tokoh nasionalis atau abangan sebagai calon wakilnya, ketiga partai ini akan menilai apakah cukup merepresentasikan pemilih abangan dan nasionalis. Jika tokoh nasionalis yang dipilih Khofifah tidak cukup kuat, maka Gerindra beserta kawan koalisinya bisa mengambil peluang itu.

"Misal mencalonkan tokoh nasionalis yang lebih kuat dan menggaet wakilnya dari Muhammadiyah. Karena baik PAN dan PKS ini memang partai menengah tapi memiliki mesin yang cukup solid," kata Hari.

Hari menilai, akan sangat strategis jika ketiga partai ini nlberkoalisi dan mampu mengkapitalisasi suara pemilih Muhammadiyah yang solid. Terlebih, dari nama-nama yang muncul ke permukaan untuk ikut berkompetisi pada Pilgub Jatim 2018, belum ada yang merepresentasikan suara pemilih Muhammadiyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement