Rabu 18 Oct 2017 17:09 WIB

Sejumlah Sopir Angkot di Kota Bandung Mogok Beroperasi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Ribuan sopir angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).
Foto: Mahmud Muhyidin
Ribuan sopir angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Bandung mogok beroperasi mengangkut penumpang, Rabu (18/10). Kebanyakan sopir angkot memilih tidak beroperasi dan berdiam di terminal-terminal.

Di Terminal Ledeng, puluhan sopir angkot memilih untuk memarkir kendaraannya di dalam terminal. Terminal ini melayani angkutan dengan trayek Margahayu-Ledeng, Kebon Kalapa-Ledeng, dan Cicaheum-Ledeng.

Kepala Sub-Terminal Ledang, Dani Ramdani mengakui jika para pengemudi angkot di terminal Ledeng memilih mogok beroperasi. Aksi ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB.

Dani mengatakan aksi mogok ini terjadi karena persoalan angkutan online yang dikeluhkan angkutan konvensional. Sopir masih menolak angkutan online beroperasi. Selain itu, kata Dani, beredar isu bahwa ada sweeping angkot yang masih beroperasi. Sebab sebagian besar sopir angkot tengah beraudiensi dengab Dinas Perhubungan Jawa Barat. Sehingga sopir lainnya diminta tidak beroperasi.

"Kondisi ini sebagai dampak dari masalah beroperasinya angkutan online di Kota Bandung dan mereka para pengemudi angkot takut ada sweeping dari pengemudi lain atau pihak lain saat menarik penumpang," kata Dani di Terminal Ledeng, Rabu (18/10).

Dani menegaskan Dinas Perhubungan pun langsung mengantisipasi mogoknya angkot dengan menyediakan angkutan bantuan. Sehingga masyarakat yang biasa menggunakan angkutan umum tidak terlantar ke tempat tujuan. "Kita pun sudah meminta didatangkan bus bantuan untuk menarik penumpang, jadi tidak terjadi penumpukan penumpang yang berarti," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah angkot hanya terparkir di dalam terminal. Para sopir pun hanya mengobrol dengan sopir lainnya. Dadang Darmawan (35) mengaku aksi mogok ini dilakukan sebagai bentuk protes masih beroperasinya angkutan online. Padahal aturan yang mengatur keberadaannya masih belum ditetapkan. Ia pun mengaku siap untuk mogok hingga beberapa hari ke depan jika angkutan online masih diperkenankan beroperasi.

"Ya kami pengennya angkutan online jangan beroperasi dulu," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement