Kamis 19 Oct 2017 08:00 WIB

Mesin MRI Rusak, Pasien RSUP M Djamil 'Dipaksa' Pulang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana di depan RSUP M Djamil, Padang, Sumatra Barat, setelah gempa pada 12 Agustus 2017.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Suasana di depan RSUP M Djamil, Padang, Sumatra Barat, setelah gempa pada 12 Agustus 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jeki Lesmana Putra (28 tahun) warga Garagahan, Kabupaten Agam, Sumatra Barat tampaknya masih harus menahan sakit di perutnya. Baru dua hari dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil di Kota Padang, pasien yang memiliki benjolan di perut ini diminta dokter untuk kembali pulang ke rumah.

Alasannya, mesin MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang bisa membantu diagnosis penyakit pasien, sedang rusak. Pihak RSUP M Djamil mengakui hal ini. Sudah dua pekan belakangan mesin MRI yang dimiliki rumah sakit terbesar di Sumatra Barat itu tak dapat digunakan.

Akibatnya, sejumlah pasien terpaksa belum bisa dilakukan diganosis lanjutan untuk menentukan penyakit tanpa adanya pemindaian dengan MRI. Peralatan yang rusak praktis membuat cemas keluarga pasien. Bagaimana tidak, pasien harus berkejaran dengan waktu untuk memastikan jenis penyakitnya. Jeki misalnya, sudah dua bulan ini benjolan bersarang di atas perutnya. Tubuhnya juga semakin lemah.

Alasan mesin MRI yang rusak ini kemudian membuat dokter merekomendasikan kepulangan pasien. Opsi lain yang diberikan adalah pemindaian CT Scan atau MRI di rumah sakit lainnya yang bekerja sama dengan RSUP M Djamil. Meski begitu, keluarga Jeki masih belum diberi kejelasan tentang nasib perawatannya.

Kondisi tubuh Jeki yang semakin lemah membuat pihak keluarga khawatir bila perawatan dilakukan di rumah. Warpina Rahayu (25 tahun), istri pasien, mengungkapkan bahwa awalnya RSUP M Djamil mau menerima penanganan pasien dengan fasilitas BPJS Kesehatan. "Belum genap dua hari sudah disuruh pulang," kata Warpina, Rabu (18/10).

Ia kemudian diminta pihak dokter untuk mengantar suaminya menjalani CT Scan sementara. Sayangnya, lanjut Warpina, pihak RSUP M Djamil tidak memberikan rujukan terhadap rumah sakit yang memiliki alat tersebut. Padahal kata Ayu, kondisi suaminya masih sangat lemah.

Menurutnya pihak keluarga tidak tak akan mampu menangani Jeki dengan kondisi seperti itu. "Saya sudah urus surat menyurat untuk pulang. Saya bingung jadinya, dirawat dirumah dengan apa. Ini baru dapat obat dari kemarin," katanya.

Pihak keluarga pun telah mendatangi Humas dan Pengaduan rumah sakit bersangkutan. Namun jawaban humas saat itu, jika sudah rekomendasi dokter pulang harus pulang. Sebab memang alat CT Scan lagi rusak. "Humasnya bilang kemungkinan dua minggu lagi datang, karena diprediksi alat tersebut masih dalam perbaikan, kemungkinan dua minggu alat itu bisa beroperasi kembali," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement