Kamis 19 Oct 2017 09:48 WIB

Kulit Hitam dan Muslim Diperlakukan Buruk di Penjara

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Penjara (ilustrasi)
Foto: pixabay
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masyarakat kulit hitam dan Muslim cenderung diperlakukan dengan buruk di penjara. Menurut peneliti, temuan ini akan berdampak buruk. Juga tidak baik untuk kesehatan mental narapidana.

Sebuah kelompok pemikir dan kesetaraan ras dari Universitas Greenwich bernama Runnymede Trust melakukan penelitian. Mereka meneliti perlakuan terhadap narapidana pria berkulit hitam dan minoritas (BAEM). Runnymede Trust melakukan, penelitiannya terhadap 340 narapidana di empat penjara di Inggris dan Wales.

Sebanyak 100 narapidana yang disurvei melakukan wawancara tatap muka. Mereka mengaku merasa didiskriminasi atas dasar ras dan agama. Mereka harus tunduk pada stereotip budaya dan rasial oleh petugas peradilan.

Sebagaimana dilaporkan The Guardian pada Kamis (19/10), para peneliti menemukan bahwa menjadi kulit hitam dan Muslim lebih besar kemungkinannya memiliki pengalaman buruk saat di penjara. Termasuk pengalaman dimasukkan ke ruangan pengasingan selama enam bulan terakhir. Sementara, narapidana kulit putih tidak mengalami perlakukan buruk seperti narapidana kulit hitam dan Muslim.

Hampir sepertiga atau 29 persen tahanan Muslim tidak memiliki pekerjaan di penjara. Mereka juga tidak mengikuti kursus pendidikan. Sementara, sebanyak 17 persen tahanan Kristen mendapatkan pekerjaan atau kursus pendidikan.

Runnymede Trust menegaskan, hal ini akan sangat mempengaruhi rehabilitasi. Pekan lalu, pemerintah dilaporkan akan menambah petugas untuk menindak lanjut hasil penelitian Runnymede Trust.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement