Kamis 19 Oct 2017 11:09 WIB

Duka Sedalam Cinta Ingatkan Filosofi Nabi Ibrahim

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Film Duka Sedalam Cinta.
Foto: dok KMGP Pictures
Film Duka Sedalam Cinta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Duka Sedalam Cinta mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia sejak 19 Oktober 2017. Sinema drama keluarga besutan KMGP Pictures tersebut merupakan sekuel dari film Ketika Mas Gagah Pergi yang tayang 2016.

Jalinan cerita dalam film diadaptasi dari novel Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa terbitan 1997. Helvy yang juga memproduseri kedua film mengatakan, ada alasan tersendiri mengapa ia mengubah judul sekuelnya.

"Istilah 'duka sedalam cinta' mengingatkan saya pada filosofi Nabi Ibrahim, ketika beliau mengorbankan Ismail untuk disembelih. Bagian dari pengorbanan diri sendiri," kata perempuan 47 tahun kelahiran Medan itu.

Menurut Helvy, duka yang dirasakan Ibrahim pada saat itu sedalam cintanya kepada Allah, juga kepada anak semata wayangnya. Para tokoh dalam film pun merasakan duka sekaligus cinta yang amat dalam ketika harus pasrah menerima rangkaian takdir.

Film masih berkisah tentang Gagah, Gita, Yudi, dan Nadia dengan konflik masing-masing yang saling terpaut. Karakter tersebut dihidupkan oleh Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, dan Izzah Ajrina, serta sederet aktor dan aktris senior.

Helvy menginformasikan, pengambilan gambar film berlangsung di Muara Angke di Jakarta, Ternate, serta Pulau Widi dan Pulau Kasiruta di Halmahera Selatan. Film juga mengangkat kearifan lokal masyarakat Halmahera Selatan serta memanjakan penonton dengan keindahan alam lokasi tersebut.

"Seperti judulnya, saya ingin film ini menjadi prismatis bagi semua orang, multiinterpretasi. Mudah-mudahan yang belum menonton prekuelnya tetap bisa melihat sebagai film yang utuh," ujar pendiri Forum Lingkar Pena itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement