REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat dan Turki, pada Rabu (18/10) malam, menggelar pertemuan untuk membahas tentang penangguhan layanan visa non-imigran yang dilakukan kedua pihak. Baik Turki maupun AS sepakat untuk segera menyelesaikan perselisihan diplomatik ini.
Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya mengatakan, pembicaraan pada Rabu malam berlangsung sangat produktif. "Pembicaraan itu produtif dan menghasilkan kemajuan substansial dalam keseluruhan agenda. Kami akan tetap terlibat sebagai prioritas untuk menangani masalah yang relevan dengan maksud mengembalikan prosesur visa yang normal dengan cepat," katanya, dikutip laman Anadolu Agency, Kamis (19/10).
AS dan Turki juga membahas tentang komposisi serta kerangka acuan mengenai usulan komite kerja sama. Kedua pihak menyetujui, keputusan tersebut akan segera dilaksanakan.
Perselisihna diplomatik yang terjadi antara AS dan Turki dipicu oleh penangkapan seorang staf konsulat AS di Istanbul yang diketahui bernama Metin Topuz. Ia ditangkap otoritas keamanan Turki karena diyakini memiliki hubungan dengan Fethullan Gulen, tokoh yang dituding berada di balik percobaan kudeta Turki tahun lalu.
Kendati Topuz merupakan warga negara Turki, namun AS memprotes penangkapan tersebut.Usai penangkapan Topuz, Duta Besar AS untuk Turki John Bass, pada Ahad (8/10) malam, mengumumkan bahwa pihaknya akan menangguhkan layanan visa non-imigran terhadap warga negara Turki. Visa ini diperuntukkan bagi mereka yang hendak berwisata, perawatan medis, bisnis, pekerjaan sementara, dan studi ke AS.
AS berpendapat penangkapan seorang pekerja konsulatnya di Istanbul memaksa mereka untuk menilai kembali komitmen Ankara terhadap keamanan fasilitas dan staf diplomatiknya di sana.
Beberapa jam setelah AS mengumumkan tentang pembatasan layanan visa tersebut, Kedubes Turki di Washington pun menerbitkan pernyataan serupa. "Untuk meminimalkan jumlah pengunjung Kedutaan Besar dan Konsulat saat penilaian ini berjalan efektif, segera kami menghentikan semua layanan visa non-imigran di semua fasilitas diplomatik Turki di AS," kata Kedubes Turki melalui akun Twitter resminya.