REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Militer Filipina mengatakan, kemungkinan besar seorang militan Malaysia yang punya peran penting bagi ISIS di Asia Tenggara telah terbunuh dalam pertempuran pada Rabu (18/10) malam.
Wakil Komandan sebuah gugus militer, Kolonel Romeo Brawner mengatakan, sebanyak 20 pemberontak di antara loyalis IS yang tersisa bersembunyi di jantung Kota Marawi terbunuh dalam pertempuran terakhir. Kemungkinan termasuk militan Malaysia Mahmud Ahmad. "Kemungkinan besar Dr Mahmud ada di antara mereka," kata Brawner, Kamis, (19/10)
Tapi, kata Brawner, apakah Mahmud benar-benar terbunuh hanya bisa dipastikan setelah petugas memiliki kecocokan dengan sampel DNA dan catatan giginya. Jika terbukti tewas, maka kematian Mahmud akan menjadi pukulan telak bagi ISIS di Filipina.
Kelompok yang disebut ISIS ingin mendirikan pusat pemerintahan di Mindanao, sebuah pulau dengan sejarah pemberontakan dan rumah bagi Muslim minoritas Filipina.
Marawi menjadi masalah krisis keamanan terbesar di Filipina selama bertahun-tahun. Militan menggunakan hutan dan gunung-gunungnya sebagai basis untuk melatih, merekrut, dan melancarkan serangan di wilayah sekitarnya.
Pasukan Filipina mengatakan, sebanyak 13 militan tewas semalam dan tujuh militan tewas pada Senin pagi. Dua sandera berhasil diselamatkan.
Berdasarkan informasi yang mereka berikan, pihak berwenang semakin percaya bahwa Mahmud telah tewas.Mahmud merupakan seorang mantan dosen di universitas yang berusia 39 tahun.
Ia diyakini sangat berperan bagi peningkatan dan penyaluran dana untuk IS selama pendudukan di Marawi.Pendudukan IS di Marawi sendiri berlangsung selama 150 hari, menewaskan lebih dari 1.000 orang, kebanyakan pemberontak. Namun kini Marawi telah diratakan oleh serangan udara Pemerintah Filipina.