REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengkritik banyaknya sampah plastik yang bertabur di perairan Teluk Lampung. Kepada Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, ia berharap sampah-sampah tersebut didapat segera diatasi.
Luhut yang menggunakan helikopter saat menghadiri Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Bandar Lampung, Kamis (19/10) pagi, melihat sendiri banyaknya sampah berhamburan di perairan Teluk Lampung.
"Saya lihat masih banyak sampah. Coba Pak Gubernur bisa mengkoordinasikan. Sampah-sampah itu bisa diolah menjadi energi," kata Luhut saat menjadi pembicara utama seminar.
Menurut dia, sampah-sampah khususnya plastik dapat merusak kesehatan tubuh manusia. Ikan-ikan di lautan yang memakan sampah-sampah plastik, lalu ikan-ikan tersebut dimakan manusia, maka akan menimbulkan penyakit. Namun, bila sampah-sampah tersebut dikelola dengan baik maka akan menjadi energi terbarukan.
Dalam sesi tanya jawab, peserta ISEI dari Lampung membenarkan masih banyaknya sampah-sampah di perairan Teluk Lampung terutama di pulau-pulau. Sampah tersebut belum bisa diatasi dan merusak biota laut.
"Sampah-sampah di Pulau Tegal sudah sangat memprihatinkan. Padahal, keindahan pulaunya bagus," ujarnya.
Pemantauan Republika, pantai perairan Teluk Lampung tak luput dari serangan sampah. Sampah-sampah plastik atau anorganik tersebut berasal dari limbah rumah tangga dan kapal-kapal besar yang hanyut dibawa gelombang laut hingga menepi di pantai Teluk Lampung. Selain itu, kunjungan wisatawan yang tak bertanggung jawab membuang sampah sembarangan ke tempat-tempat wisata laut juga menambah maraknya sampah di laut.
"Sampah-sampah plastik sisa makanan yang paling banyak. Saya tidak tahu, tiba-tiba sampah banyak datang ke tepi setiap hari dibawa ombak," kata Mulyadi, warga Sukaraja.
Menurut Rudi, warga Hanura, banyak wisatawan yang membuat sampah seenaknya. Lagi pula pengelola tempat wisata juga menyediakan tempat sampah sehingga sampah menggunung dan dibawa gelombang saat air pasang.