REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang digelarnya Pemilihan Kepala Daerah serentak pada 2018, Polri melakukan langkah, antisipasi penyebaran konten hoaks dan ujaran kebencian. Pasalnya menjelang Pilkada, persebaran konten hoaks dan ujaran kebencian diprediksi bakal meningkat.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, Polri dalam hal ini berkaca pada pemilihan umum yang terjadi di Jakarta. "Termasuk di dunia maya kami juga mempersiapkan, mengantisipasi melakukan patroli-patroli dunia maya dan kita udah mempersiapkan diri," ujar Setyo di Jakarta, Kamis (19/10).
Dalam hal ini, Internal Polri memberikan pelatihan khusus pada tim siber, khususnya para penyidik tim siber. "Membuat pelatihan-pelatihan untuk manakala nanti ada ujaran kebencian, ada kasus yang akan dilaporkan, maka kita sudah siap untuk menghadapi itu," ujar Setyo.
Selain itu, lanjut Setyo, Polri juga telah menyiapkan tiga sub satuan kerja. Adapun sub satuan kerja tersebut adalah Direktorat siber, direktotat keamanan khusu di Intelkam, direktotat Biro multimedia sebagian bagian dari Divisi humas. "(Mereka siap siaga) untuk mengantisipasi di dunia maya," tutur Setyo.
Polri mengantisipasi dengan lebih awal dengan melibatkan seluruh stakeholder untuk mencegah dan meminimalisasi persebaran ujaran kebencian di dunia maya. Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Fadil Imran membenarkan, kepolisian juga telah melakukan peningkatan intensitas patroli siber menjelang Pilkada serentak.
Di samping itu, kepolisian juga melakukan tindakan pencegahan dengan sosialisasi yang dilakukan bersama sejumlah lapisan masyarakat lainnya. "Ya kita tingkatkan patroli siber, kita tingkatkan literasi dan edukasi," tutur Fadil.