REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kemungkinan besar akan mengusung Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur Jawa Timur pada Pilkada serentak tahun 2018 dengan pertimbangan realistis.
"PPP memilih mengusung Bu Khofifah dengan pertimbangan sebagai figur yang populer dan memiliki basis massa yang kuat," kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Gugus Joko Waskito, di Jakarta, Kamis (19/10).
Menurut Gugus, Khofifah Indar Parawansa sebenarnya kader PPP, tapi awal karirnya di politik menjadi anggota DPR RI periode 1992-1997 melalui PPP. Para kiai sepuh di Jawa Timur, kata dia, pada pertemuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, hasilnya mempertimbangkan Khofifah sebagai figur pemimpin Jawa Timur di masa mendatang.
"Bu Khofifah adalah tokoh populer dan memiliki basis massa yang kuat," ucapnya.
Menurut dia, Khofifah sebagai ketua umum Muslimat NU adalah figur populer dan memiliki basis massa yang kuat di kalangan Nahdliyin. "Basis massa Muslimat NU ini potensial untuk memenangkan Bu Khofifah. Ini yang menjadi pertimbangan PPP," tuturnya.
Di sisi lain, PPP juga mempertimbangkan kader-kadernya untuk diusung sebagai calon wakil gubernur pendamping Khofifah, salah satunya adalah Ketua DPW PPP Jawa Timur, Musyafa' Noer. Pada bursa calon wakil gubernur, Menurut Gugus, PPP masuk tetap membuka peluang pada nama lainnya, termasuk tokoh dari luar PPP.
Gugus menegaskan, pertimbangan penting dalam menentukan pendamping Khofifah adalah elektabilitas, basis zona wilayah, serta kapasitas kepemimpinan. Dia mencontohkan, Bupati Malang Rendra Kresna, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, serta Bupati Mojokerto Mustofa Kemal Pasha.
"Masih ada nama lain yang tentunya saling melengkapi dan menguatkan kemenangan Bu Khofifah," ujar Gugus.
Gugus menambahkan, PPP akan segera mendeklarasikan pasangan cagub-cawagub Jawa Timur tahun 2018. "Siapa pun pasangan yang akan diusung PPP, pasti sudah melalui pertimbangan yang terukur dan realistis," ucapnya, menegaskan.