Jumat 20 Oct 2017 08:05 WIB

Presiden Apresiasi Kiprah Al Azhar dalam Moderasi Islam

Presiden Joko Widodo berpidato saat menutup Konferensi Internasional Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/10). Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan Indonesia merupakan negara penganut Islam terbesar di dunia dengan keberagaman suku dan agama.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo berpidato saat menutup Konferensi Internasional Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/10). Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan Indonesia merupakan negara penganut Islam terbesar di dunia dengan keberagaman suku dan agama.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi)  menutup  Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Mesir. Dalam kesempatan itu, Presiden mengapresiasi kiprah Al Azhar Mesir dalam moderasi Islam.

Menurut Presiden, kedatangannya ke NTB tidak sekedar untuk menutup Konferensi dan Multaqa Alumni Al Azhar Mesir. Lebih dari itu, karena dirinya merasa bahwa Al Azhar adalah sebuah institusi besar dengan pemikiran-pemikiran yang besar.

“Kenapa saya hadir di sini, karena saya tahu Al Azhar adalah sebuah institusi besar dengan pemikiran-pemikiran yang besar. Itulah kenapa saya hadir di sini,” kata Presiden diikuti  tepuk tangan peserta. Ratusan ulama dan tokoh agama alumni Mesir saat itu  memadati Islamic Certer Mataram, Kamis (19/10).

Presiden lalu bercerita tentang pertemuannya dengan Grand Syekh Al Azhar Prof Dr Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb pada tahun 2016. Saat itu, Grand Syekh Mesir menyampaikan tentang pentingnya moderasi Islam, dan pengamalan toleransi dalam Islam. Presiden Jokowi mengaku, dirinya semakin memahami pemikiran-pemikiran besar Al Azhar tentang moderasi Islam setelah berjumpa dengannya.

“Saya sangat mendukung tema konferensi ini, berkaitan dengan moderasi Islam, dan mengenai toleransi Islam,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Alumni Al Azhar Indonesia, Quraish Shihab mengatakan, Al Azhar adalah sebuah institusi yang mengedepankan moderasi Islam. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Al Azhar yang dikeluarkan pada Maret 2017.

Deklarasi Al Azhar itu menegaskan, bahwa kewarganegaraan tanpa membedakan suku, ras, agama dan keyakinan adalah salah satu prinsip ajaran Islam, dan bukan hasil dari impor. Disebutkan juga bahwa non Muslim mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan kaum Muslimin dalam kedudukannya sebagai warga negara.

“Al-Azhar adalah suatu institusi ilmiah, dakwah, yang selalu mengedepankan prinsip wasatiyah dan moderasi, tidak hanya dalam pemkiran-pemikirannya, akan tetapi dalam praktik amalnya,” kata Quraish Shihab.

Quraish Shihab juga menyampaikan rasa gembira dan tersanjung atas kehadiran Presiden dalam acara Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Mesir. Menurutnya, konferensi ini dihadiri alumni Al Azhar dari 13 negara di dunia.

“Bapak Presiden, kami semua sangat tersanjung dan gembira dengan kehadiran Bapak. Bahkan, saya memastikan, bukan hanya kami sebagai Alumni Al Azhar di Indonesia, tapi seluruh alumni Al Azhar di dunia sangat bangga dengan Bapak,” kata Quraish Shihab.

Tampak hadir dalam acara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTB Tuan Guru H Zainul Majdi. Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Mesir ditutup dengan  pemukulan Gendang Beliq oleh Presiden Jokowi.

sumber : kemenag.go.id
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement