Jumat 20 Oct 2017 13:21 WIB

Korban Tewas di Tunjungan Plaza Bekas Pengemudi Gojek

Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Sektor (Polsek) Tegalsari Surabaya mengidentifikasi seorang korban yang ditemukan tewas di Tunjungan Plaza Surabaya bernama Zainul Alfian, warga Jalan Keputran Panjunan Gang 3 Surabaya. Ia bekas pengemudi Gojek.

"Hasil visum tim dokter RSUD Dr Soetomo Surabaya tidak menemukan tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh korban," ujar Kepala Polsek Tegalsari Surabaya Komisaris Polisi David Triyo Prasojo kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Zainul ditemukan tewas di jalan dekat pintu masuk kendaraan Tunjungan Plaza 1 Surabaya pada sekitar pukul 21.30 WIB, Kamis (19/10) malam. Saat itu korban dinyatakan sebagai 'Mr X' karena sama sekali tidak membawa identitas.

Menurut keterangan sejumlah saksi di sekitar tempat kejadian perkara, korban tewas setelah jatuh dari lantai lima Tunjungan Plaza. David mengatakan kondisi korban saat terjatuh mengalami sejumlah patah tulang pada beberapa bagian tubuhnya. Di antaranya pada mata kaki sebelah kanan, pinggul, dan siku tangan kirinya.

Polisi telah bertemu dengan keluarga korban dan mengungkap pria berusia 29 tahun itu memiliki riwayat penyakit jiwa sejak lima tahun terakhir, yang diperkuat dengan adanya surat keterangan rawat jalan dari Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. "Korban juga memiliki buku atau kartu pasien Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya," ujar David.

Polisi juga menemukan surat pengantar yang tertulis pada tanggal 26 Oktober mendatang korban harus menjalani pemerikssaan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

David menerangkan korban adalah seorang duda yang kemungkinan mengalami depresi. "Dua bulan lalu dinonaktifkan dari pekerjaannya sebagai pengemudi berbasis daring 'Gojek'," katanya.

Keterangan yang dihimpun polisi dari kakak kandung dan kedua orang tuanya mengatakan korban selama tiga hari terakhir terlihat gelisah, perilakunya cenderung temperamen dan selalu mondar-mandir. "Untuk sementara kuat dugaan kami bahwa korban meninggal dunia karena bunuh diri," ucap David.

Namun, dia menambahkan, pihaknya masih mendalami penyelidikan, salah satunya menelisik riwayat kesehatan korban baik secara psikis maupun fisik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement