REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan serta wakilnya Sandiaga Uno mengunjungi lokasi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Fatmawati, Jakarta Selatan Jumat (20/10). Lokasi tersebut dikabarkan bermasalah karena ada empat lahan yang tidak ingin digusur.
"Hari ini saya dan Mas Sandi berdua melihat lokasi yang dilaporkan sebagai lokasi bermasalah. Konstruksi di tempat ini tidak bisa dituntaskan akibat ada empat rumah yang tidak mau lepas," kata Anies.
Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) telah mereview landasan hukum pembangunan tersebut. Berdasarkan keputusan BPN Juli 2017, semua rumah dan toko menerima untuk digusur. Namun, ternyata masih ada empat yang belum tuntas.
Anies kini telah menginstruksikan Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut. "Kita sudah instruksikan kepada wali kota untuk bebaskan lahan, pastikan proyek ini tidak berhenti," ujar Anies.
Anies juga menambahkan, proyek MRT adalah untuk kepentingan nasional. Keterlambatan dalam proyek tersebut akan menjadi masalah. "Ini bukan untuk kepentingan satu dua kelompok. Ini adalah untuk kepentingan nasional. 173 ribu orang akan lewat jalur ini tiap hari. Kita ingin memastikan, Maret 2019 sesuai dengan perencanaan, ini bisa jalan," kata Anies.
Minggu depan, dikabarkan akan dimulai pelaksanaan eksekusinya. "Pak wali akan atur awal minggu depan. Kita tuntaskan minggu depan," kata Anies.