REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Jumlah korban tewas dalam serangan bom truk di Ibu Kota Mogadishu, Somalia meningkat menjadi 358 orang, Jumat (20/10). Sementara, puluhan lainnya dilaporkan masih dinyatakan hilang.
Warga Somalia terlihat berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat Jumat. Banyak dari mereka yang juga berdoa atas tragedi yang merenggut nyawa orang-orang, termasuk di antaranya keluarga maupun kerabat tercinta mereka.
Serangan bom truk di Mogadishu terjadi pada 14 Oktober, pekan lalu. Sebuah truk yang berisi bahan eksplosif diledakkan di dekat pintu Hotel Safari. Ledakan menyebabkan bangunan tersebut hancur total dan beberapa gedung di sekitarnya rusak berat.
Serangan ini menjadi yang paling mematikan di Somalia sejak Al Shabab melancarkan perlawanan atas pemerintah pada 2007. Karena itu, saat ini militer negara itu mengatakan siap mengadakan perlawanan balasan terhadap kelompok militan tersebut sebagai bentuk pertahanan.
"Kami akan memulai serangan dengan melibatkan ribuan tentara, mencoba mendorong Al Shabaab keluar dari benteng mereka di wilayah Lower Shabele dan Middle Shabelle, di mana banyak serangan mematikan dari kelompok militan itu," ujar juru bicara militer Somalia, Abdullahi Iman, dilansir The Telegraph, Jumat (20/10).
Serangan dengan menggunakan pesawat tak berawak juga dilaporkan telah dikerahkan. Meski demikian, hingga saat ini Al Shabaab belum memberi komentar mengenai serangan bom truk yang terjadi di Ibu Kota Somalia pekan lalu. Pihaknya belum memberikan klaim apakah berada di balik peristiwa tersebut.