Sabtu 21 Oct 2017 07:29 WIB

Cara Obama dan Bush Sentil Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Elba Damhuri
Presiden Donald Trump
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEWARK -- Dua mantan presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama dan George W Bush, melancarkan kritik tersirat. Meskipun tak menyebut nama Presiden Donald Trump, komentar mereka dipandang sebagai teguran keras terhadap pemerintahan saat ini.

Obama akhirnya buka suara sejak Trump berupaya untuk membubarkan Obamacare, mengeluarkan larangan perjalanan bagi negara mayoritas Muslim, dan mempertimbangkan untuk meninggalkan kesepakatan iklim Paris. Berbicara dalam sebuah acara kampanye Demokratik di Newark, New Jersey, Obama mengatakan Amerika harus mengirim sebuah pesan kepada dunia bahwa Amerika menolak perpecahan politik dan menolak politik ketakutan.

"Apa yang tidak dapat kita miliki adalah perpecahan politik yang sama yang telah kita lihat berkali-kali berabad-abad yang lalu. Orang-orang ini menoleh ke era 50 tahun yang lalu. Ini adalah abad 21, bukan abad 19. Ayo!" kata Obama, dikutip BBC.

Obama juga menyinggung hal serupa di acara lain di Richmond, Virginia. "Kami memiliki orang-orang yang dengan sengaja berusaha membuat orang lain marah, mengutuk orang-orang yang memiliki gagasan berbeda, semua menjadi kacau karena keuntungan taktis jangka pendek," katanya.

Sementara, di New York, Bush mengatakan politik AS tampaknya lebih rentan terhadap teori konspirasi dan rekayasa. "Ada beberapa tanda bahwa intensitas dukungan terhadap demokrasi itu sendiri telah berkurang, terutama di kalangan kaum muda," kata Bush.

Bush yang menjabat sebagai presiden AS dari 2001 sampai 2009, juga menekankan peran penting imigran dan perdagangan internasional, dua bidang kebijakan kontroversial di bawah kepemimpinan Trump. "Kadang-kadang terlihat kekuatan yang ada lebih memecah kita daripada menyatukan kita bersama. Kami telah melihat nasionalisme berubah menjadi nativisme, melupakan dinamisme yang selalu dibawa oleh imigrasi ke Amerika," kata dia.

"Kami melihat kepercayaan yang memudar terhadap nilai pasar bebas dan perdagangan internasional, dan melupakan konflik, ketidakstabilan, dan kemiskinan yang mengikuti arus proteksionisme," katanya.

Meski demikian, kedua mantan presiden itu hingga sekarang masih menghindari komentar langsung terhadap Trump. Mereka berbicara secara terpisah tanpa menyebutkan nama Presiden Trump. Mantan-mantan presiden AS biasanya selalu menghindari kritik dan komentar secara terbuka kepada penerus mereka. Obama mengatakan, ia akan ikut menjaga kesopanan itu kepada Trump, sama seperti yang Bush lakukan kepadanya.

Sebelum pemilihannya tahun lalu, Trump sangat kritis terhadap Obama dan Bush. Bahkan dia menyebut mereka sebagai presiden terburuk dalam sejarah AS. Sejak pelantikannya di pada Januari lalu, gaya kritis Trump yang selalu memberikan komentar publik langsung mengenai sejumlah isu, juga telah menyebabkan kontroversi antara Demokrat dan Republik.

Dia juga selalu menyalahkan media, yang menurutnya tidak memusatkan perhatian pada prestasinya dan malah memilih berkonsentrasi pada apa yang dia sebut berita palsu. (Editor: Yeyen Rostiyani).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement