Sabtu 21 Oct 2017 23:12 WIB

Zulkifli: Kiai Hasyim Tokoh Penting Lahirkan Nasionalisme

Ketua MPR RI  Zulkifli Hasan bersama KH Sholahuddin Wahid.
Foto: MPR RI
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bersama KH Sholahuddin Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebut sosok KH Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama adalah salah seorang tokoh penting yang telah melahirkan nasioalisme. Kiai Hasyim juga mampu memengaruhi kehidupan serta pemikiran Islam di Tanah Air.

"Jargon Hubbul wathan minal iman (cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman), yang ditegaskan lagi dengan seruan resolusi jihad, menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dengan pekikan takbir," katanya saat menghadiri seminar tentang resolusi jihad, membedah pemikiran dan perjuangan KH Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (21/10).

Ia mengatakan, Kiai Hasyim merupakan seorang kiai yang juga menyerukan resolusi jihad. Kiai bahkan menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan. Dengan resolusi jihad, semangat para santri membara, sehingga bersatu padu mengusir penjajah.

"Tanpa jargon yang dilontarkan KH Hasyim Asy'ari tersebut, mungkin kita tidak akan pernah mendengar orasi berapi-api dari Bung Tomo dengan pekikan Allohu Akbar, yang menggelorakan semangat Arek-arek Suroboyo untuk melakukan perlawanan," ujarnya dalam acara tersebut.

Dengan jargon tersebut, kata dia, umat Islam di seluruh Nusantara saat itu memiliki pemahaman yang baru, bahwa berjuang untuk memerdekakan bangsa dari penjajahan juga termasuk dalam kategori jihad dan berstatus hukum "Fardlu 'ain" alias wajib atas setiap Muslim.

Ia mengatakan, Islam juga menjadi modal pergerakan yang ternyata mampu memobilisasi sangat banyak orang tanpa rasa takut. Hal itu telah ditunjukkan oleh KH Hasyim yang ternyata dengan perjuangan itu mampu mengusir penjajah.

Pria kelahiran Lampung tersebut juga menambahkan, jika bukan ulama sekelas Kiai Hasyim, jargon tersebut pasti akan dianggap ahistoris dan kurang memiliki landasan serta sumber-sumber otoritatif dalam Islam.

"Namun, karena Kiai Hasyim yang melontarkannya, maka tidak ada yang berani mengatakan demikian. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap bahwa jargon Hubbul wathan minal iman tersebut adalah hadits," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement