Ahad 22 Oct 2017 00:48 WIB

BNPB: Pengurangan Risiko Bencana Jadi Investasi Pembangunan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, pemerintah telah menetapkan prioritas 136 kabupaten/kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi. Upaya penanggulangan bencana, khususnya Pengurangan Risiko Bencana (PRB), diterapkan ke dalam perencanaan pembangunan nasional hingga lokal.

Hal ini bertujuan untuk melindungi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari ancaman bencana. Upaya pengurangan risiko bencana bukan semata-mata sebagai pengeluaran tetapi telah diperhitungkan sebagai investasi pembangunan, kata Willem Rampangilei dalam siaran pers kepada Republika, Sabtu (21/10).

Willem menambahkan, penanggulangan bencana, khususnya upaya PRB, mampu meningkatkan ketahanan sehingga tidak mempengaruhi secara serius proses pembangunan. Salah satu upaya implementasi PRB tersebut dengan menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tadi.

Pada 2016, BNPB bersama semua pemangku kepentingan mampu menurunkan indeks risiko bencana turun sebesar 15,98 persen; dan pada 2019 nanti diharapkan turun hingga 30 persen sesuai yang ditetapkan pada RPJMN 2015-2019.

Peringatan Bulan PRB 2017 berlangsung di Papua Barat pada 22 sampai 25 Oktober 2017. Terpilihnya Papua Barat karena provinsi ini memiliki sumber daya yang besar sebagai tuan rumah berskala nasional, sarana pertukaran pengetahuan terkait PRB, dan peluang dalam peningkatan pendapatan lokal melalui sektor pariwisata dan sektor ekonomi lain.

Agenda kali ini tidak terlepas dari tujuan untuk memperkuat pemahaman pemerintah dan masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai investasi untuk ketangguhan. Investasi yang diharapkan mencakup pembangunan kesadaran bersama, pembangunan dialog dan pengembangan jejaring antar pelaku PRB, serta ajang pembelajaran bersama pelaku PRB di seluruh Indonesia.

Investasi PRB perlu selalu dilakukan secara fokus dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk mendukung kemajuan-kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana ini diperlukan komitmen yang kuat antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta, kata Willem.

BNPB bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat menyelenggarakan peringatan ini dengan beberapa agenda seperti rally PRB, bersih sungai dan pengukuhan sekolah sungai, pelatihan manajemen bencana, pameran, dan sebagainya. Penyelenggaraan selama empat hari ini berlangsung di empat tempat, yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Raja Ampat. Berbagai pihak turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB ini, seperti Bank Rakyat Indonesia dalam mendukung pameran yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Sorong.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement