Ahad 22 Oct 2017 06:48 WIB

Sudirman Said: Kondisi Keadilan Sosial Sekarang Kritis

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Indira Rezkisari
Sudirman Said
Foto: dok. Pribadi
Sudirman Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keadilan sosial menjadi isu penting menuju 100 tahun Kemerdekaan RI. Sejak merdeka memang banyak kemajuan, tetapi masalah keadilan sosial masih menjadi tantangan besar dalam menegakkan kedaulatan nasional.

Ketua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said menyampaikan hal itu dalam orasi ilmiahnya di hadapan wisudawan/wati dan civitas akademika Universitas Paramadina, Sabtu (21/10) di Jakarta.

"Persoalan keadilan sosial ini akan menjadi hambatan besar bagi cita-cita memajukan kesejahteraan umum. Karena itu harus ada terobosan agar cita-cita besar yang dicanangkan para pendiri bangsa itu bisa terwujud," kata dia dalam siaran pers yang diterima, Ahad (22/10).

Menurut Sudirman, keadilan sosial saat ini sungguh dalam kondisi kritis. Kesenjangan ekonomi dan terkoyaknya kohesi sosial tali-temali dengan lemahnya penegakan hukum, akutnya korupsi, dan rusaknya kredibilitas kehidupan politik. Batas-batas kepatutan juga terus menurun dan makin rendah.

"Hal-hal di atas menjadi ironi, ketika kita sedang memacu pembangunan fisik secara besar-besaran, justru batas-batas kepatutan sedang terus diruntuhkan oleh sebagian oknum elit penyelenggara negara," ujarnya.

Sudirman mengingatkan para penyelenggara negara tidak boleh memandang sebelah mata pada aspek pembangunan jiwa, ruh, moral, dan etika. Karena yang membuat suatu bangsa kuat atau runtuh adalah aspek ruhiyah, aspek ruhani itu.

Sudirman menuturkan, mungkin inilah saatnya kalangan cerdik pandai, akademisi, dan para aktivis gerakan masyarakat sipil kembali berperan dalam meluruskan berbagai kemencengan agar tercipta keadilan sosial.

Menurutnya, untuk mengembalikan jalannya penyelenggaraan negara pada jalurnya, sebagaimana dimaksud para pendiri bangsa, diperlukan peran kuat masyarakat sipil. Sejak era kebangkitan nasional di tahun 1908, terang Sudirman, kaum terdidik yang mengorganisasikan dirinya, berstrategi, membangun jaringan di mana-mana, terbukti menjadi pendorong utama perubahan-perubahan besar.

Masyarakat sipil perlu bahu membahu menjalin jejaring kerja memperjuangkan terwujudnya keadilan sosial, demi menjaga kelangsungan, kedamaian, dan kekuatan NKRI. "Mungkin tema gerakan masyarakat sipil hari ini ke depan adalah memperjuangkan keadilan sosial. Karena tantangan selanjutnya adalah mewujudkan keadilan sosial yang menjadi tujuan akhir bernegara," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement