Ahad 22 Oct 2017 12:34 WIB

Hari Santri Momentum Peningkatan Kualitas Santri dan Ponpes

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Didin Hafiduddin
Foto: Darwaman/Republika
Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Didin Hafiduddin turut mengucapkan selamat Hari Santri Nasional 2017 kepada pondok pesantren, santriwan, santriwati, kyai, ustaz, dai dan guru-guru yang mendukung pondok pesantren dan dunia pendidikan Islam.

"Hari santri merupakan momentum yang tepat membangun kembali kesadaran bersama mempelajari agama adalah sebuah kebutuhan, meningkatkan kualitas santri, pondok pesantren dan kyai yang mendukung keberadaan pondok pesantren," jelas dia kepada Republika.co.id, Ahad (22/10).

Menurut Didin perlu adanya kader umat dan bangsa yang memiliki pengetahuan agama secara mendalam. Karena umat saat ini sangat membutuhkan mutaffaq siddin, yakni alim ulama yang memiliki integritas pribadi kuat, berakhlakul karimah dan istiqamah dalam memperjuangkan agama Islam.

Selama ini kyai dan dai lahir dari pondok pesantren yang secara empiris terbukti jauh sebeum kemerdekaan memiliki ciri-ciri itu semua. Bahkan mereka memiliki sikap nasionalisme tinggi dan antipenjajahan.

"Saya tidak ingin hari santri sekadar ramai secara seremonial saja, tetapi perlu dilakukan muhasabah secara substansial," jelas dia.

Santri lahir dari generasi baik bahkan yang terbaik. Mereka memilih hidup untuk mempelajari agama Islam. Seperti yang Rasulullah pernah katakan, "Siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi baik maka akan menjadi orang baik dan akan diberikan pemahaman Islam yang benar".

Didin yang juga dosen di Universitas Ibnu Khaldun ini berharap agar santri belajar secara komprehensif, tak hanya ilmu ulumuddin (ilmu agama) saja tetapi juga ilmu kauniyah (ilmu sosial). Santri tak hanya belajar satu bidang saja, karena sekarang masyarakat ketika belajar fikih misalnya taknya sekedar menjelaskan hukum. Tetapi juga ingin mempelajari apa yang mendasari hukum itu berlaku, tujuannya, penerapannya, serta implikasi dalam kehidupan yang diharapkan.

Selain itu masyarakat Internasional saat ini banyak membutuhkan dai-dai dari Indonesia. Ini merupakan peluang santri Indonesia untuk terjun di dunia internasional. Namun mereka harus memiliki kemampuan dan keahlian yang cukup. Selain syarat mutlak memiliki pemahaman agama yang baik, keahlian bahasa juga harus dimiliki santri yang ingin menjadi dai di luar negeri.

(Heroisme Santri pada Peristiwa 10 November)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement