REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran baru dibuka beberapa hari, tapi bursa bakal calon (balon) ketua umum (ketum) Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta periode 2017-2021 sudah ramai. Sejumlah nama mulai mendaftarkan diri sebagai calon ketum. Mulai dari direktur utama Persija Jakarta, Gede Widiade sampai petinggi Bhayangkara FC, Kombes Pol Uden Kusuma Wijaya.
Nama terakhir bertekad untuk memperbaiki sistem pembinaan pemain usia muda di DKI Jakarta. Sebab, menurutnya, pada kepengurusan Asprov PSSI DKI Jakarta sebelumnya, tidak melakukan pembinaan pemain usia muda dengan baik.
Salah satu indikatornya, kata Uden, belum konsistennya kompetisi usia muda. Padahal kompetisi, disebutnya, merupakan jantung dari baiknya pembinaan pemain.
"Jadi, kalau saya dipercaya saya ingin memutar kompetisi yang berjenjang mulai dari usia 11, 13, 15, dan 17 tahun. Karena, ini penting untuk pembinaan, ini kecintaan saya terhadap DKI Jakarta," kata Uden saat dikonfirmasi, Ahad (22/10).
Dengan membaiknya pembinaan usia muda, kata dia, pihaknya tidak kesulitan untuk mencari pemain berbakat saat mengikuti event.
Pria yang pernah menjadi manajer tim nasional Indonesia U-13 itu ingin agar tim sepak bola DKI Jakarta diperkuat oleh pemain-pemain hasil binaan klub lokal Jakarta. Sehingga, kata Uden, DKI Jakarta tidak perlu mengambil pemain dari daerah lain. Dia percaya banyak bibit-bibit berbakat tersebar di seluruh Jakarta yang masih luput dari perhatian.
"Tim sepak bola DKI Jakarta harus dihuni pemain asli Jakarta. Saya akan buat regulasinya," kata Uden.
Ia meyadari, untuk memutar kompetisi dirasa cukup sulit, karena minimnya fasilitas yang memadai. Namun dia berjanji akan berupaya menjalin kerja sama dengan beberapa instansi. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan Mako (Markas Komando) atau Kesatriaan TNI yang ada di Jakarta, untuk menjadi tempat penyelenggaraan kompetisi usia dini ini. Uden berasalan, kedua instansi tersebut memiliki lapangan yang bagus dan terawat.
"Kemudian kami juga akan berupaya agar Persija Jakarta memiliki home base di Jakarta. Bagaimanapun juga Persija Jakarta itu milik masyarakat Jakarta jadi harus bermain di Jakarta," tutup Uden.