Ahad 22 Oct 2017 23:06 WIB

Hari Santri Diharapkan tidak Hanya Seremonial

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Karta Raharja Ucu
 Ribuan santri asal Sidoarjo mengikuti kegiatan ngaji kitab kuning bersama dalam rangka memperingati Hari Santri di GOR Delta Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Magersari, Sidoarjo, Ahad (22/10).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ribuan santri asal Sidoarjo mengikuti kegiatan ngaji kitab kuning bersama dalam rangka memperingati Hari Santri di GOR Delta Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Magersari, Sidoarjo, Ahad (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan hari santri serentak digelar di seluruh Indonesia. Berbagai kegiatan mulai dari pembacaan shalawat nariyah 1 miliar hingga kirab santri.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti berharap hari santri tidak hanya seremonial. Menurut Mu'ti tugas ke depan yaitu bagaimana umat Islam mampu memainkan peran kesejarahan baru dalam keumatan dan kebangsaan.

 

"Secara historis umat Islam memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan NKRI. Demikian pula dengan peran politik," kata Mu'ti saat dimintai pendapatnya tentang peran santri kepada Republika.co.id, Ahad (22/10).

 

Terkait siapa yang paling bertanggungjawab menyiapkan masa depan santri yang lebih baik, Mu'ti menuturkan bukan hanya pesantren. Pasalnya, santri bukan monopoli pesantren.

 

Santri, kata Mu'ti berpendapat merupakan kualifikasi keagamaan bukan alumni lembaga pendidikan tertentu. Itu sebabnya, Mu'ti menegaskan semua pihak harus menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik. Presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional pada tahun 2015. Penetapan itu disambut baik oleh kalangan santri dan dirayakan setiao tanggal 22 Oktober dengan menggelar berbagai kegiatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement