REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pembina masjid Jogokaryan, Yogyakarta akan berbagi ilmu sekaligus pengalaman dalam mengelola manajemen masjid, kepada para takmir dan guru Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Kota Semarang. Tak sekedar berbagi pengalaman, pembina masjid yang baru- baru ini ditetapkan sebagai masjid percontohan nasional juga akan memberikan pelatihan guna meningkatkan kapasitas para takmir dan pengajar TPQ tersebut.
Kegiatan pelatihan manajemen masjid ini diinisiasi oleh Lazis PT PLN Pusat Manajemen Konstruksi (Pusmankon) bekerjasama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Jawa Tengah. Kepala Cabang IZI Jawa Tengah, Djoko Adhi Saputro mengatakan, pelatihan diperuntukkan bagi 100 orang guru TPQ dan 60 orang takmir masjid di wilayah Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
"Selain pelatihan manajemen masjid, kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Neo Semarang ini juga dirangkai dengan pemberian santunan kepada para guru TPQ," ungkapnya, di Semarang, Senin (23/10).
Ia juga menyampaikan, pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan peran masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan. Di luar pendidikan formal keberadaan masjid dan TPQ ini cukup strategis untuk membangun generasi yang Islami. Pelatihan kali ini langsung menghadirkan pembicara M. Jazir, yang juga pembina Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Ia berharap ini menjadi kesempatan yang baik bagi para takmir dan guru TPQ dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan masjid.
Sebab masjid Jogokaryan ini telah dinobatkan sebagai masjid percontohan nasional, karena sistem pengelolaannya. Bahkan masjid ini juga telah memiliki beberapa unit usaha amal yang dikelola para pengurusnya. Harapannya, para peserta diberikan pelatihan tentang bagaimana manajemen pengelolaan masjid agar masjid benar benar mampu jadi pusat pemberdayaan ummat.
"Selain itu, para peserta juga dibekali pengetahun pengelolaan masjid yang baik secara administratif dan kreatif membuat program agar menarik warga untuk ke masjid," tambah Djoko.