REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Almanzo Bonara tak merasa heran, kondisi partai Golkar saat ini membuat elektabilitas partai tersebut turun. Pihaknya sudah yakin akan hal itu, bahkan mereka mengira kemerosotan Partai Golkar bisa mencapai ke titik yang sangat krusial.
"Penurunan elektabilitas partai bukanlah sesuatu hal yang aneh bila dikaitkan dengan kondisi partai Golkar saat ini. Sejak awal kami meyakini, elektabilitas Golkar akan mengalami kemerosotan dan mungkin bisa mencapai titik yang sangat krusial," terang Almanzo dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
GMPG merasa yakin hal tersebut akan terjadi jika partai berlambang pohon beringin tersebut masih tetap dinahkodai oleh Setya Novanto sebaga Ketua Umum (Ketum). Menurut Almanzo, hal tersebut tak lepas dari keterkaitan Setya Novanto dalam kasus korupsi KTP-el yang sangat merugikan keuangan negara.
"Masyarakat kita sudah semakin cerdas dan dapat menilai moralitas pimpinan partai yang tersandung skandal korupsi KTP-el, apalagi berupaya mempermainkan hukum," jelas dia.
Menurutnya, itulah yang membentuk persepsi negatif publik terhadap partai Golkar. Begitu juga merupakan penyebab munculnya gelombang antipati terhadap partai Golkar. Berdasarkan hal itu, Almanzo mengatakan, pihaknya merasa wajar bila terjadi penurunan elektabilitas terhadap partai yang identik dengan warna kuning itu.
"Dari hasil survei, Partai Golkar sebagai partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK, mengalami penurunan 7,8 perse. Sedangkan PDIP mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai 30,3 persen. Di sisi lain, Partai Gerindra sebagai partai oposisi pemerintah mengalami kenikan 10,8 persn di atas Golkar," kata dia.
Almanzo mengatakan, hal tersebut merupakan pertanda, kinerja partai, maupun menjadi bagian dari koalisi partai pendukung pemerintahan saat ini, tidak memberikan efek yang signifikan terhadap elektabilitas partai. Ia menganggap, penurunan elektabilitas partai Golkar murni disebabkan karena faktor korupsi KTP-el yang melibatkan sang Ketum.
"Faktor korupsi KTP-el-lah yang sangat membebani dan merugikan partai Golkar dalam melakukan kerja-kerja politik," tutur Almanzo.