Senin 23 Oct 2017 15:02 WIB

HSP 2017 Jadi Momentum Wujudkan Sentra Pemberdayaan Pemuda

sumpah pemuda
sumpah pemuda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut momentum Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, Kemenpora terus berupaya untuk mengimplementasikan konsep/kebijakan Sentra Pemberdayaan Pemuda (SPP). Implementasi kebijakan ini diharapkan bisa diterapkan di berbagai daerah, bahkan hingga ke tingkat desa.

"Sentra ini menjadi penting karena kita dorong untuk menjadi tempat aktifitas sahabat pemuda secara positif,” ujar Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Prof Faisal Abdullah. “Merujuk pada Permenpora Nomor 32/2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda, Sentra ini bisa menampung aktifitas pemuda pada beragam peminatan seperti kreatifitas, iptek/pendidikan, seni-budaya, olahraga, imtak, dan lain sebagainya,” kata Faisal.

Agar kebijakan tentang SPP ini dapat dilaksanakan di daerah-daerah secara legal dan tersistem, telah dilakukan  pembahasan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK)-nya bersama Kemendagri. Siharapkan agar Pemprov, Pemkab, dan Pemkot, bahkan Desa dapat mengalokasikan anggarannya masing-masing sebagai bentuk dukungan teknis kegiatan SPP.

"Kalau tidak bergotong-royong seperti ini, sangat sulit kebijakan Kemenpora dapat menjangkau lebih dari 60 juta pemuda di Indonesia. SPP ini sebetulnya bersifat generik. Nama aktfitas sahabat pemuda itu bisa apa saja, termasuk kepramukaan, pencinta alam, sanggar seni/musik, remaja mesjid/gereja, palang merah remaja dsb. Jadi, dapat bermitra dg siapa saja di pusat dan daerah, termasuk Karang Taruna,” urai Faisal.

Di tingkat Desa, Kemenpora telah menandatangani MoU dengan Kemendesa-PDTT, antara lain berkenaan dengan pemberdayaan pemuda di desa. Faisal menunjukkan bahwa salah satu kegiatan konkretnya adalah teknopreneur muda di pedesaan. 

"Mereka itu jadi role model peran pemuda di pedesaan. Tahun ini kita tempatkan 79 pemuda sebagai role model di 34 provinsi. Insya Allah tahun 2018 akan kita perluas cakupannya ke banyak kabupaten. Demikian seterusnya hingga tahun 2019, mengoptimalkan penggunaan Dana Desa dari APBN. Setiap Desa diharapkan ada produk atau jasa unggulan karya para sahabat pemuda hebat. Mari kita bangun Indonesia dari pinggiran/Desa," tutup Faisal.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement