REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter tim Persija Jakarta Donny Kurniawan meminta kepada Komisi Medis PSSI agar mengadakan pertemuan dengan dokter tim Liga 1 untuk membicarakan penanganan pemain yang cedera saat pertandingan.
Donny menyebut selama musim ini, tak pernah ada pembicaraan bersama mengenai hal itu. Menurut Donny pada 2016 lalu hal ini pernah dilakukan oleh Komisi Medis PSSI dengan mengadakan pelatihan bersama yang diikuti oleh dokter-dokter tim yang berkompetisi.
"Musim ini memang belum pernah ya. Standarnya saya juga bingung seperti apa (dari Komisi Medis PSSI)," kata Donny kepada Republika.co.id, Senin (23/10).
Namun bagi Persija, kata Donny, sudah menjalankan SOP sesuai yang diatur dalam FIFA Football Medicine. Donny sebagai dokter tim selalu berinisiatif mengajak komunikasi tim medis pertandingan tentang kelengkapan alat-alat medis.
Dokter yang merupakan spesialis kedokteran olah raga ini selalu menanyakan kelengkapan alat, seperti alat pacu jantung, oksigen, pelindung leher, dan lain-lain.
Donny melihat bahwa tim medis pertandingan terkadang bukan dari ahli medis atau dokter. Terkadang tim medis hanya sukarelawan dari PMI yang bukan dokter. Sehingga menurut Donny penting adanya semacam briefing dari tim dokter klub untuk mengantisipasi kejadian pemain cedera.
"Di Persija, saya sendiri sudah melakukan itu. Jadi mulai di dari kami (doker klub) yang harus selalu lebih waspada," ujar Donny.
Agar standar penanganan pemain cedera di pertandingan ini merata, menurut Donny, memang perlu diadakan pertemuan dengan semua tim medis klub-klub Liga 1. Agar kejadian pemain meninggal dunia karena kecelakaan di pertandingan seperti yang dialami almarhum kiper Persela Lamongan Choirul Huda tak terjadi lagi.