REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto menilai guru jenjang SD kurang kreatif dan inovatif ajarkan sains pada anak. Ia mengingatkan pengalaman mengenal sains sejak dini, bergantung cara guru mengajarkannya.
"Kalau gurunya kreatif, inovatif, punya banyak ide ajarkan sains, di daerah laboraturium terbaik di dunia," kata dia dalam peluncuran Science Film Festival 2017 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan. Jakarta, Selasa (24/10).
Ia mengatakan kondisi geografis bukan! kendala anak dan guru belajar sains. Menurutnya, daerah memiliki laboraturium terbaik di dunia, di banding perkotaan.
"Negara maju belum tentu punya kekayaan (hutan, laut) itu," ujar dia.
Menurut Totok guru harus mampu mengoptimalkan dan memanfaatkan sumber daya di sekitarnya. "Jangan berpikir laboraturium itu tabung kaca, (laboraturium) apa yang di sekitar," jelasnya.
Totok mengamini sumber daya guru belum mampu berkreasi dan berinovasi mengajar sains pada anak-anak. Pun apabila melihat hasil kompetisi pedagogik dan profesional, masih kurang kemampuannya.
"Perlu banyak dilatih, guru kita kurang latihan, apalagi di era iptek sekarang," ujar dia.
Totok menilai pelatihan guru lebih banyak membahas sosisalisasi, prosedur, cara menyusun rencana pelaksana pembelajaran (RPP), dan kegaiatan administrasi lainnya. Ia menilai perlu ada pembenahan proses pembelajaran, khususnya cara mengajar guru.
Tujuannya, mengejar ketertinggalan atau gap Indonesia dan negara maju. Ia mengingatkan kecintaan seseorang terhadap seuatu pelajaran, termasuk sains, bergantung pada gurunya.
Menurutnya, apabila guru hanya mengajar formalitas atau menyalin materi dalam buku, maka siswa kurang tertarik. "Tanpa ada usaha agar anak tertarik, percuma. Jarang ada guru yang menarik anak," jelasnya.
Totok mengingatkan guru harus kreatif, inovatif, melek teknologi dalam mendidik siswa menghadapi tantangan lglobal. Aapalagi, pemerintah mengganti model mengajar guru dari 24 jam tatap muka menjadi 40 jam beban kerja. Sehingga, guru punya waktu menyiapkan bahan dan modell ajar.