REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Area Manager Communication and Relations Pertamina MOR V, Rifky Rakhman Yusuf mengungkapkan adanya peningkatan konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) non-subsidi Pertamina Bright Gas 5,5 kilogram di Jawa Timur. Peningkatan itu menurutnya terus tumbuh sejak LPG non-subsidi Pertamina Bright Gas 5,5 kilogram diluncurkan di wilayah Marketing Operation Region V di Surabaya pada Februari 2016 yang lalu.
Rifky mengaku, hingga September 2017, konsumsi Bright Gas 5.5 kilogram telah mencapai 961 metrik ton (MT) dengan konsumsi rata-rata bulanan sebesar 107 MT. "Ini meningkat sebesar 601,46 persen dibandingkan total konsumsi Bright Gas 5.5 kilogram di tahun 2016 sebesar 611 metrik ton," kata Rifky di Surabaya, Selasa (24/10).
Tak hanya itu, menurutnya, konsumsi Bright Gas 12 kilogram pun terus mengalami peningkatan. MOR V mencatat konsumsi Bright Gas 12 kilogram sampai dengan bulan September 2017 mencapai 6.167 metrik ton dengan konsumsi rata-rata bulanan sebesar 685 metrik ton
"Atau meningkat 90,57 persen dibandingkan total konsumsi Bright Gas 12 kilogram di tahun 2016 sebesar 3.236 metrik ton," ujar Rifky.
Rifky menerangkan, saat ini wilayah pemasaran Bright Gas 5,5 kilogram sudah mencakup seluruh area MOR V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Untuk wilayah Jawa Timur, Bright Gas 5,5 milogram sudah dipasarkan di seluruh kabupaten dan kota.
Tidak hanya dijual di SPBU atau Bright Store, namun sudah tersedia di modern outlet seperti Indomaret (kerja sama secara nasional) dan Alfamidi. Adapun untuk harga tabung perdana (tabung ditambah isi) Bright Gas 5.5 kilogram dijual sebesar Rp 334 ribu dengan harga isi ulang (refill) sebesar Rp 64 ribu.
"Kami berharap pengguna Bright Gas di wilayah MOR V dapat terus meningkat, karena hal ini juga dapat mengukur adanya peningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, karena tidak lagi menggunakan elpiji subsidi," kata Rifky.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement