Selasa 24 Oct 2017 21:19 WIB

Santri Harus Mengambil Peran Proaktif

Prof Bahrum pendiri ponpes sidogiri sayyid sulaiman al husainy dari yaman.
Foto: Foto: dok. M Hamdi
Prof Bahrum pendiri ponpes sidogiri sayyid sulaiman al husainy dari yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Jawa Timur Ahad (22/10), diperingati Ponpes Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Sedikitnya, 10 ribu santri ikut menyemarakan kegiatan hari santri tersebut.

Acara yang dibuka dengan zikir dan shalawat ini menghadirkan Prof HM Baharun, Ketua Komisi Hukum MUI Pusat. Dengan tema "Santri Meneguhkan NKRI", dalam ceramahnya Baharun mengingatkan, peran santri dalam perjuangan kemerdekaan RI. 

"Karena itu, kemerdekaan sekarang harus diisi santri dengan mengambil peran proaktif untuk mempertahankan NKRI sekaligus menepis isu negatif yang sengaja diembuskan untuk melemahkan semangat juang dan peran berkesinambungan santri di negeri ini, " katanya. 

Menurut Guru Besar Sosiologi Agama yang juga lulusan Lemhannas RI itu tahun 2011 ini, potensi pesantren yang menghasilkan ratusan ribu alumni ini, wajib membangun bangsa dan menjaga NKRI dari perpecahan. "Sebuah kehormatan bagi dunia pesantren, kini ada Hari Santri Nasional, maka negara menunggu peran dan kontribusi berkelanjutan dari para santri," ujarnya.

Perayaan ini terbesar yang diadakan pondok tertua di negeri ini. Ponpes Sidogiri berdiri tahun 1736 dengan belasan ribu santri dari seantero Indonesia. Pesantren yang mandiri ini mengembangkan kooperasi dan jasa keuangan syariah beromzet mencapai sekitar Rp 4 triliun dengan memanfaatkan jaringan alumni santri yang jumlahnya ratusan ribu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement