Rabu 25 Oct 2017 05:20 WIB

Produksi Gas PHE WMO Lampaui Target

Petugas mengamati penyelesaian instalasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE) 24 di Lepas Pantai Perairan Madura, Jawa Timur, Rabu (12/10).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas mengamati penyelesaian instalasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE) 24 di Lepas Pantai Perairan Madura, Jawa Timur, Rabu (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Produksi gas Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) per Oktober 2017 mencapai 120 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau melampaui target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 112,5 MMSCFD. General Manager PHE WMO Kuncoro Kukuh mengatakan rata-rata produksi minyak mencapai 7.500 barel oil per day (BOPD) per Oktober 2017, mendekati target dalam RKAP 2017 sebesar 7.611 BOPD.

Ia mengatakan kandungan (reservoir) sumber daya mineral dari lapangan PHE WMO di lepas pantai Jawa Timur itu memang lebih dominan gas ketimbang minyak. Sebagian besar gas produksi PHE WMO diserap oleh perusahaan listrik PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) 1, anak usaha PT PLN (Persero). Selain itu, gas juga didistribusikan ke PT Petrokimia Gresik. Penyerapan gas dari Petrokimia Gresik ini meningkat dari rata-rata 5-10 MMSCFD, naik menjadi 20 MMSCFD.

"Kontrak untuk Petrokimia Gresik 35 MMSCFD," ungkap Kuncoro, Selasa (24/10).

Ia mengatakan saat ini PHE WMO berusaha mempertahankan penurunan produksi alamiah dengan sejumlah inovasi. "Inovasi stimulasi surfaktan untuk menurunkan kadar air, pindah ke lapisan yang bagian bawah, dan lain-lain. Lifting gas buatan (artificial) juga sudah mulai diterapkan," katanya.

PHE WMO memiliki 13 platform dalam satu lapangan. Lapangan WMO sangat spesifik di mana minyak, air, dan gas bersatu. Dengan begitu harus pandai-pandai mengatur tekanan dari masing-masing pipa untuk memisahkannya. Untuk peningkatan produksi, lanjut Kuncoro, PHE WMO mendorong sejumlah kegiatan pengembangan baru. Namun ia mengingatkan bahwa pengembangan di laut agak sulit dan butuh waktu lebih lama dibandingkan onshore (daratan).

"Pengembangan membuat platform saja butuh waktu tiga tahun," kata Kuncoro.

PHE WMO adalah operator dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok West Madura Offshore di bawah SKK Migas. Blok ini dioperasikan oleh Pertamina sejak 2011. Wilayah operasi PHE WMO terletak di lepas pantai barat daya Pulau Madura, Jawa Timur. Saat ini luas wilayah kerja PHE WMO mencapai 1.666,26 kilometer persegi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement