REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Kementerian Agama (Balitbang Kemenag) menekankan pentingnya kehadiran sekolah Madrasah Aliyah (MA) program keagamaan. Salah satu tujuannya guna melahirkan pemikir Islam berkompeten.
Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat A Buchori mengungkapkan MA program keagamaan sebenarnya pernah ada, namun sempat dihentikan. Kini, program itu dilahirkan kembali dengan pilot project di MA Darusallam Kabupaten Ciamis.
"Program ini bisa lahirkan pemikir dan ulama karena dengan jurusan ini bentuk peseta didik kuasai ilmu agama dari berbagai referensi," katanya dalam workshop telaah kurikulum MA program keagamaan, Rabu (25/10).
Ia menyebut MA program keagamaan sudah tersebar di Indonesia. Hanya saja untuk di Jabar baru terdapat satu saja di MA Darusalam. Ke depannya, ia berharap jumlah MA yang mengadakan program keagamaan bisa diperbanyak
"Nanti rencananya tergantung pusat. Kalau dianggap dibutuhkan maka akan buka di MAN lain," ujarnya.
Sementara itu, Kasubag Balitbang Kemenag Rizki Riyadi menyebut pilot project di MAN Darusalam sudah berlangsung sekitar tiga tahun. Materi pengajarannya juga tak hanya memasukan pendidikan agama, melainkan juga mata pelajaran umum. Hanya saja pelajaran agamanya lebih diperdalam.
"Dari proses ini pemahaman agama tinggi dibanding jurusan lain karena porsi pelajaran agama lebih besar seperti ada kitab kuning," ucapnya.
Proporsi materi pelajarannya sekitar 70 persen pendidikan agama dan 30 persen pendidikan pelajaran umum. Para pelajar pun diasramakan dalam konsep MA program keagamaan.
"Sekitar 70 persen agama,30 persen umum. Kurikulum disesuaikan kita, dan nanti di asrama tinggalnya. Sekarang ada pendidikan karakter pula," jelasnya.