Rabu 25 Oct 2017 19:35 WIB

Pelayanan Kesehatan Muhammadiyah Tumbuh dan Berkembang

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Gita Amanda
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Foto: Republika.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamalan amal usaha Muhammadiyah selama ini merupakan pengejawantan

Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), yang sejak awal yang didirikan oleh KH Sudja di tahun 1923 yakni selalu ada penyantunan kepada pelayanan kaum dhuafa dan mustad'afin. Ketua Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah Bidang Pembina Kesehatan Umum Agus Taufiqurrohman mengatakan, amal usaha bidang kesehatan umum untuk rahmatan lil alamin tidak memandang siapapun apakah itu beragama Islam atau non-Islam dan apakah itu orang mampu maupun tidak mampu.

Sehingga ketika Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah melayani pasien sakit kemudian sehat harus penuh tawakal

dan apabila pasien wafat husnul khotimah. Untuk menghadapi berbagai tantangan, amal usaha Muhammadiyah harus selalu unggul dan Islami. Bukti unggul untuk peralatan maupun pelayanannya harus selalu mengikuti perkembangan jaman, Rumah Sakit harus ikut akreditasim ada pelatihan agar pelayanan Islami, memiliki

nilai-nilai akhlak nur karimah.

Memberikan pelayanan yang unggul dan Islami merupakan tagline dari pelayanan RS Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah yang tidak bisa dipisahkan. "Cucu Presien Jokowi dilahirkan di RS PKU Muhammadiyah Solo merupakan kebanggaan bagi Muhammadiyah yang meyakini bahwa RS PKU Muhamadiyah yang sering dipandang sebelah mata ternyata dipercaya," ungkap Agus.

Oleh karena itu, lanjutnya, di RS PKU Muhammadiyah di wilayah-wilayah harus berjuang untuk menjadi unggul dengan melakukan akreditasi dan sertifikasi sehingga dipercaya dan disukai masyarakat. Di bagian lain Agus mengungkapkan Muhammadiyah mengembangkan pelayanan kesehatan di daerah 3 T (Terlalu, Terpencil dan Tertinggal).

Kepengurusan PP Muhammadiyah periode ini hingga 2020 mempunyai program gerakan 1.000 poliklinik. Baru-baru ini diresmikan RS di Kalimantan Barat, Klinik Apung di Ambon yang biayanya cukup besar. "Alhamdulillah, sambutan masyarakat luar biasa. Di Halmahera, Papua dan Bali juga sedang disiapkan pendirian poliklinik atau rumah sakit," ujarnya.

Bahkan waktu awal tahun 2016 Muhammadiyah mendirikan klinik di Mamuju dari Pemda Mamuju berharap agar segera didirikan rumah sakit Muhammadiyah. "Mudah-mudahan ini bagian dari kepercayaan masyarakat," harapnya.

Bedanya pelayanan kesehatan Muhamamdiyah dengan pelayanan kesehatan lain adalah pelayanan kesehatan Muhammadiyah tumbuh dan berkembang. Sehingga bisa merasakan dari bawah. Jadi tidak langsung mendirikan

rumah sakit yang besar.

"Kami mendorong dan mendkung cabang dan ranting maupun amal usaha yang sudah kuat seperti sekolah, perguruan tinggi dan RS Muhammadiyah yang sudah mapan bisa melakukan pembangunan

klinik," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement