Kamis 26 Oct 2017 13:15 WIB

Porsi Kredit UMKM BRI Lebih dari 75 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri) memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank BRI di Jakarta, Rabu (18/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri) memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank BRI di Jakarta, Rabu (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan kredit ke sektor UMKM sebesar 75,8 persen dari total keseluruhan kredit yang disalurkan. Direktur Utama BRI Suprajarto menyebutkan total kredit yang disalurkan hingga kuartal III 2017 sebesar Rp 694,2 triliun.

"Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mendominasi penyaluran, yakni sebesar 75,8 persen atau sebesar Rp 526,5 triliun. Khusus untuk penyaluran kredit ke sektor UMKM tumbuh 14,2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu," kata Suprajarto dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di kantor pusat BRI, Jakarta, Kamis (26/10).

Secara rinci, kredit ke sektor UMKM sebesar Rp 526,5 triliun tersebut terdiri dari kredit mikro sebesar Rp 229,3 triliun, kredit konsumer Rp 108,2 triliun, kredit ritel dan menengah Rp 176,4 triliun dan kredit program sebesar Rp 12,6 triliun. Menurutnya, pencapaian tersebut sejalan dengan komitmen BRI untuk tetap fokus kepada pemberdayaan UMKM di Indonesia. Saat ini, UMKM menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Namun UMKM masih memiliki akses pembiayaan perbankan yang terbatas.

"Ke depan, BRI akan terus berupaya agar portofolio pembiayaan UMKM mencapai 80 persen dari total kredit yang disalurkan sehingga secara tidak langsung BRI mampu memberikan multiplier effect terhadap perekonomian nasional," kata Suprajarto.

Selain memberikan akses pembiayaan, BRI juga berupaya agar pelaku UMKM di Indonesia bisa naik kelas. Hal itu khususnya bagi usaha berskala mikro agar mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya sehingga memiliki daya saing yang lebih baik. "Strategi yang dilakukan BRI salah satunya melalui digitalisasi UMKM dengan melakukan pengembangan di bidang teknologi, beberapa diantaranya yakni platform e-pasar, e-UMKM interaktif serta pengembangan agen BRILink," ujarnya.

Kualitas kredit BRI yang terlihat dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross tercatat sebesar 2,33 persen. Angka tersebut di bawah rata-rata NPL industri pada September 2017 sebesar 2,93 persen.

 

BRI juga meningkatkan cadangan kerugian atau NPL Coverage menjadi 198,2 persen dari sebelumnya sebesar 156,9 persen di akhir kuartal III 2016. "Nilai NPL coverage tersebut saat ini kami anggap cukup ideal dan konservatif dengan mempertimbangkan kondisi makro saat ini," ujar Suprajarto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement