Kamis 26 Oct 2017 15:46 WIB

UOB Dukung Pengembangan Seni Lukis

Rep: Binti Sholikah/ Red: Satya Festyiani
Gedung Bank UOB Indonesia
Gedung Bank UOB Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) mendukung pengembangan seni lukis melalui ajang UOB Painting of the Year yang memasuki tahun ketujuh di Indonesia. Tahun ini UOB menganugerahi penghargaan kepada Kukuh Nuswantoro sebagai pemenang kompetisi seni lukis UOB Indonesia Painting of the Year 2017 melalui karyanya yang berjudul Kegelapan. 

Lukisan beraliran neo-ekspresionisme yang mengilustrasikan peradaban modern dalam krisis, terpilih diantara empat finalis lainnya dalam kategori Seniman Profesional (Established Artist). Karya seniman berusia 51 tahun tersebut berhasil terpilih dari 500 lebih karya yang dikirim ke panitia. Para dewan juri terdiri dari Kurator Independen dan Dosen ITB Agung Hujatnikajennong, Kurator Seni Hendro Wiyanto, serta Seniman, Pemilik Cemeti, dan Co-Founder Indonesia Visual Art Archives (IVAA) Anindityo Adipurnomo. 

Agung mengatakan, Kukuh berhasil menggambarkan emosinya secara visual mengenai evolusi dunia dan pandangannya melalui sikap ekspresif yang terlihat dalam permainan warna yang berani dan bentuk-bentuk yang terdistorsi. 

Sebagai pemenang UOB Indonesia Painting of the Year 2017, Kukuh mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 250 juta. Selain itu, hasil karyanya juga kini berkompetisi dengan para pemenang dari Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam ajang kompetisi UOB Southeast Asian Painting of the Year yang pemenangnya akan diumumkan di Singapura pada 8 November 2017. Sebagai pemenang tingkat negara, Kukuh juga memperoleh kesempatan untuk memenangkan program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum, Jepang. 

Kukuh mengaku lukisannya terinspirasi dengan kondisi peradaban modern yang diiringi oleh konflik yang semakin panjang di dunia ini. "Lukisan saya mengedepankan cerita tentang manusia yang serakah dan haus akan kekuasaan yang mempertajam kondisi masyarakat kita sekarang ini. Namun saya percaya, bahwa kita dapat terus mendorong nilai-nilai kemanusiaan untuk menciptakan perdamaian dan keselarasan," ujarnya. 

Dalam kategori Seniman Pendatang Baru (Emerging Artist), Alvian Anta Putra (22 tahun) berhasil memenangkan penghargaan UOB Most Promising Artist of the Year untuk hasil karya lukisannya yang berjudul Discussion. Alvian menggunakan cat minyak untuk menggambarkan sekumpulan manusia di dunia maya. Lukisannya memperlihatkan bagaimana teknologi telah menciptakan pergeseran budaya dimana manusia dekat dalam dunia maya, namun jauh dalam kenyataan. 

Presiden Direktur UOB Indonesia, Kevin Lam, mengatakan UOB Indonesia berkomitmen untuk membuat perbedaan dalam kehidupan para pemangku kepentingannya dan masyarakat dimana UOB beroperasi, khususnya di bidang seni, anak-anak, dan budaya.

"Kami senang melihat tingginya antusiasme masyarakat terhadap ajang seni tahunan ini. Melalui kompetisi ini kami percaya partisipasi seniman dalam berkarya akan menjadikan industri seni di Indonesia memikat di Asia Tenggara," kata Kevin Lam dalam konferensi pers di UOB Plaza, Jakarta, Rabu (25/10). 

Kevin menekankan, UOB akan tetap berfokus di bidang seni untuk mendukung kreativitas bukan hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara. UOB juga menyelenggarakam kegiatan pertukaran ide seni dari para seniman di Asia Tenggara. 

Kevin mengapresiasi banyaknya seniman Indonesia baru yang berbakat dengan hasil karya luar biasa yang mengikuti ajang UOB Indonesia Painting of the Year. Masing-masing hasil karya mereka dianggap mempresentasikan sensibilitas yang unik yang berbicara dengan emosi, dan membawa pengalaman serta kenangan tersendiri. "Reciprocity atau timbal balik antara karya seni dan penikmatnya menyambungkan antarsesama, serta dengan jaringan masyarakat yang lebih luas, dimana karya seni lebih dihargai," jelasnya. 

Menurut Kevin Lam, UOB berfokus kepada seni sebagai salah satu pilar utama program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan kompetisi UOB Painting of the Year merupakan program utama UOB. Selama tujuh tahun belakangan, kompetisi ini telah melahirkan berbagai kesempatan karir bagi para seniman ternama di Indonesia. Seniman Indonesia telah memenangkan UOB Southeast Asian Painting of the Year sebanyak empat kali. Ke-empat pemenang UOB Southeast Asia Painting of the Year tersebut, yakni Y Indra Wahyu pada 2012, Antonius Subiyanto pada 2014, Anggar Prasetyo pada 2015, dan Gatot Indrajati pada 2016.

Lukisan-lukisan pemenang kompetisi 2017 UOB Painting of the Year akan dipamerkan di UOB Art Gallery, UOB Plaza, Singapura, dari 16 November 2017 hingga akhir Januari 2018. UOB Indonesia juga akan memamerkan hasil karya para pemenang di UOB Plaza, Jl MH Thamrin, Jakarta, dari 26 Oktober-26 November 2017. 

Para Pemenang Kategori Seniman Profesional yakni Kukuh Nuswantoro dengan karya berjudul Kegelapan, Citra Sasmita dengan karya berjudul Old Mountain and Imaginary Pillars, Decky Firmansyah dengan karya berjudul After Rain, dan I Wayan Arnata S dengan karya berjudul Foot Prints. 

Sedangkan para Pemenang Kategori Seniman Pendatang Baru Indonesia yakni, Alvian Anta Putera dengan karya berjudul Discussion, Galih Reza Suseno dengan karya berjudul Ruang Epifani, Bambang Nurdiansyah dengan karya berjudul Berburu Ego di Belantara Jiwa, serta Anis Kurniasih dengan karya berjudul Penanda. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement