Kamis 26 Oct 2017 16:04 WIB

Produksi Mobil di Inggris Turun

Rep: Fuji Pratiwi/Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Industri mobil (ilustrasi)
Industri mobil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sektor manufaktur mobil di Inggris terus turun dalam lima bulan terakhir ini. Sebabnya adalah lesunya bisnis dan menurunnya permintaan konsumen.

Menurut Masyarakat Produsen dan Perdagangan Kendaraan Inggris (SMMT), sebanyak 153.224 unit mobil diproduksi di Inggris pada kuartal tiga 2017 atau turun 4,1 persen dari periode yang sama tahun lalu, demikian dilansir The Independent, Kamis (26/10).

Produksi kendaraan untuk pasar Inggris sendiri turun 14,2 persen 31.421 unit. Sementara produksi untuk pasar ekspor turun 1,1 persen menjadi 121.803 unit.

Secara agregat, produski mobil selama sembilan bulan pertama 2017 di Inggris berjumlah 1.259.509 unit, turun 2,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

''Ketidakpastian rencana pengelolaan kualitas udara nasional Inggris juga tidak mendukung produksi mobil diesel. Meskipun ke depan, kendaraan baru tidak akan dikenai biaya ekstra,'' kata Kepala Eksekutif SMMT Mike Hawes seperti dikutip The Independent, Kamis (26/10).

Untuk memperbaiki kualitas udara di ibukota, Walikota London Sadiq Khan memperkenalkan toxicity charge atau T-charge, awal pekan ini. Tujuannya untuk mendorong warga London mengendarai kendaraan rendah emisi.

Hawes mengaku khawatir, ketidakpastian pasca Inggris keluar dari UE (Brexit) menjadi tantangan besar. ''Meninggalkan UE tanpa kesepakatan apapun akan berdampak negatif bagi manufaktur kendaraan. Karena itu, kami meminta pemerintah berkomitmen mengamankan persaingan industri,'' kata Hawes.

Pada Juni lalu, SMMT sudah mewanti-wanti potensi memburuknya sektor manufaktur kendaraan. Apalagi Inggris menghadapi kenaikan harga kendaraan dari Eropa sebesar 1.500 euro. Namun it7 akan tergantu negosiasi yang dilakukan pihak-pihak terkait.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement