REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menerima keluhan dari perwakilan pedagang Taman Intan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/10). Ia mengaku keluhan tersebut telah mulai ditanggapi.
"Jadi kemaren di hari Senin yang diadukan Ibu Santosa sama beberapa perwakilan sama pedagang di Taman Intan itu sudah kami rapimkan," kata Sandi di Gedung Balai Kota, Kamis (26/10).
Menurut Sandi, apa yang dialami para pedagang ironi sekali. Belum sampai sebulan taman itu diresmikan, para pedagang telah mengeluh omzet mereka menurun drastis. "Di-sign ke mereka itu jam lagi sepi, lokasi juga 50 persen berisi masih banyak yang liar, lalu lintas parkir juga," kata dia.
Sandi menambahkan, perlu pendekatan multi stake holder untuk mengatasi permasalahan tersebut. Harus ada keterlibatan praktisi dan Jakarta Smart City. Ia juga akan melibatkan pergerakan wisatawan yang rata-rata menggunakan Android. Ia ingin tahu bagaimana lalu lintas pengunjung dapat ditingkatkan.
Langkah yang sama juga akan dilakukan untuk area-area perdagangan yang sepi pengunjung, salah satunya Blok G Tanah Abang. Namun, ia belum dapat membeberkam langkah pasti yang akan dilakukan, mengingat laporan baru saja diterima. "Terlalu dini. Kita lihat datanya dulu," kata dia.
Awal bulan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan lokasi binaan wisata kuliner malam di Taman Intan, Jakarta. Ini merupakan tempat resmi yang disediakan oleh Pemprov DKI untuk para pedagang yang selama ini berjualan di sekitar Museum Fatahillah dan Kota Tua. Tempat ini berlokasi sekitar 200 meter di Jalan Cengkeh, Taman Sari, Jakarta Barat.
Total ada 456 kios di Taman Intan. Sebagian membuka kios kuliner, yang lain nonkuliner. Tempat ini juga dilengkapi dengan wastafel, toilet, musala, serta lahan parkir yang luas.